MOTOR Plus-online.com - Tidak banyak orang menjadikan garasi rumahnya buat menampung koleksi motornya.
Tidak tanggung tanggung koleksi motor yang disimpan di dalam garasi sampai ratusan motor antik.
Erizal Kesuma Ginting memberikan kesempatan kepada reporter tribun-medan.com untuk melihat isi dari garasi rumahnya.
Letak rumah dari Erizal Kesuma Ginting di Jalan Nusa Indah Kota Pematangsiantar.
Baca Juga : Bekasi Mencekam! Video Dua Kelompok Geng Motor Tawuran, Darah Berceceran di Aspal
Baca Juga : Kasus Oknum Polisi Main Tilang Motor Lampu AHO, Akhirnya Bikin Miris
Garasi yang pada umumnya sebagai tempat menyimpan dua atau tiga kendaran pribadi.
Tetapi bagi Rizal menyulap rumahnya menjadi showroom ratusan sepeda motor antik, lebih mirip showroom ketimbang garasi.
Rizal menyebut garasinya sebagai museum sepeda motor antik buatan Inggris, Birmingham Small Arms (BSA) Company.
Presiden BSA Owner Motorcycles Siantar (BOMS) ini menceritakan tentang sejarah motor BSA asal Inggris yang disulap menjadi becak penumpang.
Baca Juga : Tragis, Tewas Dieksekusi Massa, Video Terduga Maling Helm Di Kampus
Ia memastikan motor gede (Moge) BSA yang diubah menjadi becak hanya ada di Kota Pematangsiantar.
Rizal menjelaskan BSA digunakan sebagai moda transportasi umum sejak tahun 1970 di Kota Pematangsiantar.
Para pemuda memperbaiki kendaraan bekas peninggalan penjajah Belanda serta sekutu yang tergeletak tak terpakai.
Tak hanya BSA, pemuda Siantar juga mencoba menggandengankan Harley-Davidson dan BMW dengan bak penumpang.
Baca Juga : Intip Dari Dekat, Sirkuit Mandalika Jadi Host MotoGP Indonesia 2021
"Setelah Belanda kalah, kendaraan tergeletak di kandang ayam.
Tahun 1958 ada pemuda Siantar mencoba memperbaiki dan utak-atik dan hidup Harley-Davidson pernah jadi becak, tapi gagal.
Lalu dicoba BMW, kick start sebelah kiri, gagal.
"Yang sesuai hanya BSA. Tahun 70-an BSA jadi moda transportasi di samping sado," ujarnya saat berbincang-bincang di rumahnya, Kamis (21/2/2019).
Baca Juga : Breaking News: Lagi Pembalap Indonesia Gabung Tim Malaysia di ARRC 2019
Motor BSA yang memiliki tenaga cukup kuat menjadi populer di kalangan ibu-ibu yang ingin berbelanja.
Para pemuda pun bergerilya mencari BSA lain ke luar Aceh hingga ke Pulau Jawa.
Erizal Kesuma Ginting mengaku bahwa anak Siantar saat itu memang sangat kreatif.
Bahkan, pernah memboyong onderdil BSA dengan berat puluhan ton dari Pulau Jawa dengan menggunakan kapal laut.
Baca Juga : Banyak Yang Belum Tahu, Siapa Tuh ITDC Yang Gelar MotoGP Indonesia 2021?
"Becak BSA akhirnya terkumpul hingga 3.000 unit tahun 1971" ujar Erizal Kesuma Ginting.
"Ini sebagai jawaban untuk permintaan pasar sangat dibutuhkan," ujar imbuhnya
Siantar sebagai kota tujuan berbelanja masyarakat dari daerah Samosir, Tobasa, Simalungun, dan Tapanuli Utara, dan Tapanuli Selatan.
Penulis buku sejarah "Siantar Berdarah" ini menceritakan tahun 1972 motor gede dengan kekuatan 350 cc hingga 550 cc ini berhenti diproduksi.
Baca Juga : Masih Nekat Pasang Kanopi di Motor? Ini Bahaya yang Muncul Menurut Pakar Safety Riding
Pemberhentian produksi BSA karena munculnya kendaraan ringan dan irit asal Jepang, Honda.
Masyarakat mulai antusias beralih membeli sepeda motor Honda padahal dari sisi kualitas, BSA yang mulai diproduksi tahun 1920 memiliki kekuatan yang lebih unggul.
"Kekuatan yang tinggi. Kendaraan BSA ini memang dipersiapkan untuk militer daerah perang."
"Memang diciptakan untuk hancur-hancuran. BSA memang untuk konvensional," ujarnya.
Baca Juga : Agar Gak Mogok Motor Injeksi Kudu Cek Dan Ganti Filter Fuel Pump, Kapan Jadwalnya?
Motor gede dengan suara knalpot besar ini juga sudah masuk dalam cagar budaya.
Rizal sudah keliling Indonesia hingga keluar negeri mencari BSA.
Rizal yang menyebut dirinya maniak BSA ini mengungkapkan memiliki 14 varian BSA, 3 varian Harley, 3 varian Vespa, 3 varian Suzuki, dan 3 varian BMW.
Seluruh motor itu diparkirkan rapi di dalam garasi.
Tak hanya itu, ada juga motor yang digantungkan kertas keterangan merek dan tahun buatan kendaraan.
Semua yang dimiliki sebagai koleksi pribadi juga menitipkan sebagian kendaraan antiknya di cafe, kantor Boms, dan di rumah keluarganya.
"Mendapatkan barang antik itu tak seperti ke showroom. Rata-rata sudah tidak ada lagi.
Kalau rejeki setahun 2 atau 3 motor ke mana pun saya pergi, saya hunting mencari motor-motor tua.
BSA is my life. Di Siantar saya dapat cuma dua," ujarnya menjelaskan hobi BSA sejak usia 15 tahun atau 1974.
BSA pertamanya, Rizal membeli dengan seharga Rp 400 ribu pada saat itu.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul TRIBUNWIKI-Birmingham Small Arms (BSA) Sepeda Motor Legenda yang jadi Ikon Kota Pematangsiantar
Source | : | Tribun-Medan.com |
Penulis | : | Indra GT |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR