MOTOR Plus-online.com - Sedang ramai pemberitaan soal kualitas udara kota Jakarta, yang termasuk buruk di dunia.
Hasil itu diumumkan oleh situs penyedia data polusi udara www.airvisual.com.
Yang mengagetkan, rupanya kota Bekasi, Jawa Barat kualitas udaranya jauh lebih buruk ketimbang Jakarta pagi ini.
Padahal, banyak orang dari Bekasi dan Jakarta sering terpapar udara polusi, terutama pemotor dan driver ojek online.
Baca Juga: Awas, Polusi Udara di Jakarta Makin Mengkhawatirkan, Pemotor Bisa Terserang Penyakit Berbahaya
Baca Juga: Waduh, Apa Bener Motor di Jakarta Biang Polusi Terbesar Ketimbang Mobil dan Bus Kota?
Dikutup dari Kompas.com, data AirVisual pada 8.30 WIB menunjukkan kualitas udara kedua kota ditandai warna merah alias tidak sehat.
Kualitas udara di Jakarta menempati angka 170, sedangkan Bekasi di angka 186.
Sementara itu, jika dibandingan dengan kota besar dunia lainnya, Jakarta adalah kota dengan kualitas udara terburuk.
Posisi Jakarta ada di atas Lahore, Pakistan (168) dan Kabul, Afghanistan (167).
Berkaitan dengan buruknya kualitas udara, beberapa warganet mengaku sudah mulai merasakan dampak kesehatannya.
Polusi udara terbukti ambil bagian, dalam masalah kesehatan paru-paru, gangguan emosi, kecerdasan berpikir, dan gangguan tumbuh kembang pada anak-anak.
Selain semua dampak negatif itu, penelitian terbaru membuktikan polusi udara berhubungan dengan gangguan jiwa atau kesehatan mental.
Kesimpulan bahwa polusi udara berhubungan dengan kesehatan mental, didapat para ahli dari Universitas Chicago.
Baca Juga: Polusi Udara Mengkhawatirkan, Pemprov DKI Jakarta Akan Mengkaji Aturan Ganjil Genap Untuk Motor
Hasil itu setelah menganalisis data jangka panjang, dari Amerika Serikat dan Denmark.
Menurut studi yang terbit di jurnal PLOS Biology, polusi udara dapat meningkatkan depresi dan gangguan bipolar pada penduduk di kedua negara.
"Studi kami menunjukkan, tinggal di daerah tercemar, terutama sejak awal kehidupan, akan memicu risiko gangguan mental," ungkap ahli biologi komputasi Atif Khan, dikutip dari situs Study Finds, Senin (26/8/2019).
"Butuh lebih banyak studi untuk menggali dampak kualitas udara di suatu lingkungan dan kontribusinya terhadap gangguan neurologis dan kejiwaan," jelas Atif Khan.
Baca Juga: Waduh, Pemotor Di Bekasi Terancam 4 Penyakit Ini, Paling Parah Saat Bulan Puasa
Memang, faktor lingkungan seperti polusi udara bukan satu-satunya pemicu seseorang menderita penyakit mental kronis seperti skizofrenia.
Namun banyak ahli berteori, bahwa kondisi lingkungan tempat tinggal berperan penting terhadap tingkat keparahan dan waktu munculnya perkembangan gangguan mental.
Buat yang belum tahu, Skizofrenia merupakan penyakit mental kronis yang menyebabkan gangguan proses berpikir.
Orang dengan skizofrenia, tidak bisa membedakan mana khayalan dan kenyataan.
Baca Juga: Sama Bahayanya Seperti Penyakit Angin Duduk, Angin Palsu Bisa Bikin Pemotor Kehilangan Nyawa
Studi ini pun mendapat tanggapan, dari profesor John Ioannidis dari Stanford University.
Ioannidis menambahkan, hubungan sebab akibat antara polusi udara dan gangguan mental adalah sesuatu yang menarik.
Namun, masih diperlukan lebih banyak analisis oleh banyak kalangan peneliti untuk masalah ini.
Ke depan, mereka ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang masalah ini.
Untuk menentukan apakah dampak pencemaran udara pada otak, sama dengan kondisi penyebab stres lainnya atau faktor luar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jakarta Darurat Polusi Udara, Studi Ungkap Hubungannya dengan Gangguan Mental
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR