Analisis Kementerian Transportasi saat itu menemukan, risiko pengendara motor yang terlibat dalam kecelakaan fatal bisa 42,5 kali lebih tinggi daripada untuk bus, dan 16 kali lebih tinggi daripada mobil.
Bahkan politisi partai konservatif PAS, Khairuddin Aman Razali menolak masuknya Gojek ke negaranya.
Diberitakan harian lokal Malay Mail Jumat (23/8/2019), politisi dari Partai Islam Se-Malaysia (PAS) itu menyebut masuknya Gojek berpotensi meningkatkan angka pelecehan seksual.
“Gojek akan memicu terjadinya interaksi antara dua manusia berbeda jenis kelamin, yang bertentangan dengan hukum Syariah,” dari pernyataan resmi Razali.
Baca Juga: Ada Apa Nih Driver GoJek Tampil Dengan Atribut Berbeda? Ternyata Ini Alasannya
Selain itu, Razali menerangkan kehadiran startup yang didirikan Nadiem Makarim itu bakal meningkatkan jumlah kecelakaan motor, dan memengaruhi kualitas transportasi massal.
Anggota parlemen Malaysia dari Distrik Kuala Nerus, Terengganu, itu juga khawatir memburuknya polusi udara jika Gojek sampai beroperasi.
Tak hanya Razali, rekan satu partainya Husain Awang, juga mengungkapkan hal yang sama.
Wakil rakyat dari Terengganu tersebut mengklaim, angka pelecehan seksual meningkat di Indonesia sejak kehadiran Gojek.
Baca Juga: Gokil, GoJek Antarkan Pesanan Makanan Indonesia Ke New York Untuk Rich Brian
Source | : | Kompas.com,Tribun Medan |
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR