MOTOR Plus-online.com - Entah dipolitisir atau tidak, jelang pelantikan presiden keberadaan bensin Premium langka.
Tapi, memang yang sering ke SPBU sudah tidak asing dengan tulisan PREMIUM ABIS.
Atau ada juga SPBU yang memasang plang PREMIUM DALAM PERJALANAN.
Bahkan beberapa SPBU menggunakan tulisan atau tempelan itu berkali-kali karena stok Premium kerap habis.
Baca Juga: Daftar Bensin Pertamina Sesuai Tipe Motor Honda, Premium Gak Direkomendasi
Baca Juga: Premium, Pertalite Atau Pertamax Buat Motor Yamaha Mu? Ini Kata Pertamina
Atau karena pihak Pertamina sengaja mengurangi volume bensin subsidi itu.
Secara aturan memang jumlahnya dibatasi.
Tapi, jangan khawatir karena hampir semua atau semua motor baru yang masih dijual di dealer terutama motor Jepang tidak bisa pakai Premium.
Motor baru sekarang tidak bisa pakai Premium terlihat dari web Pertamina.
Baca Juga: Diusulkan Premium dan Pertalite Dilarang Dijual di Jakarta, Ini Jawaban Pemprov
Begini penjelasan bensin Premium dari web resmi Pertamina tersebut:
Premium: Merupakan bahan bakar mesin bensin dengan angka oktan minimal 88 diproduksi sesuai dengan Keputusan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Np.3674/K24/DJM/2006 tanggal 17 Maret 2006 tentang Spesifikasi Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 88. Premium dapat digunakan pada kendaraan bermotor bensin dengan risiko kompresi rendah (dibawah 9:1).
Nah, kalau melihat spesifikasi motor-motor yang masih dijual oleh pabrikan Jepang tidak ada yang rasio kompresinya di bawah 9 : 1.
Rasio kompresi berhubungan dengan penggunaan bahan bakar yang digunakan.
Baca Juga: Geger! Video Motor Tanpa STNK Dilarang Isi Premium, Hampir Adu Jotos dengan Bos SPBU
Makin tinggi rasio kompresi diperlukan bahan bakar yang berkualitas tinggi.
Bahan bakar berkualitas tinggi berhubungan dengan kandungan oktan dalam bensin.
Makin tinggi kandungan oktan dalam bensin mutunya makin bagus.
Karena oktan bensin makin tinggi akan tahan kompresi tinggi sehingga tidak ngelitik.
Baca Juga: SPBU Curang Oplos Premium dengan Solar Dijual Seharga Pertamax
Makin tinggi kompresi juag membuat power mesin lebih bertenaga.
Sebagai contoh Premium punya angka oktan 88, Pertalite 90, Pertamax 92, Pertamax Turbo 98 dan Pertamax Racing 100.
Berikut sebagai daftar motor baru Honda-Yamaha dan rekomendasi bahan-bakar sesuai web Pertamina:
PERTALITE
Honda BeAT eSP (9,5 : 1), BeAT PoP esP (9,5 : 1), BeAT Street eSP(9,5 : 1), Vario eSP 110 (9,5 : 1), Scoopy (9,5 : 1), Supra X 125 FI (9,3:1), Super Cub C125 (9,3 : 1), Revo X FI (9,3 : 1), CRF 150L (9,5 : 1), CB150 Verza (9,5 : 1).
Yamaha FreeGo (9,5 : 1), Mio S Smart (9,5 : 1), All New X-Ride 125 (9,5 : 1), Mio M3 125, (9,5 : 1), New Fino Grande 125 (9,5 : 1), Soul GT 125 (9,5 : 1), New Byson (9,5 : 1)
PERTAMAX
Honda Vario eSP 150 (10,6 : 1), PCX 150 (10,6 : 1), PCX HYBRID (10,6 : 1),
SH150i (10,6 : 1), Forza (10,2 : 1), CRF250 Rally (10,7 : 1), CB500F (10,7 : 1), CBR500R (10,7 : 1), X-ADV (10,7 : 1), CB500X (10,7 : 1)
CRF1000L AFRICA TWIN (10 : 1)
Yamaha Lexi (11,2±0,4 : 1), Aerox 155 VVA, (10,5 ± 0,4 : 1), XMAX (10,5±0,4 : 1) TMAX (10,9 : 1), ALL NEW V-ixion (10,4 : 1), Xabre (10,4 : 1)
PERTAMAX TURBO
Honda Supra GTR150 (11,3:1), CBR150R (11,3 : 1), CB150R (11,3 : 1), Sonic 150R (11,3 : 1), CBR250RR (11,5 : 1), CB650R (11,6 : 1), CBR1000RR (13 : 1).
Yamaha MT-150 (11,6 : 1), MT-25 (11,6 : 1), All New R15 (11,6 : 1), R25 (11,6 : 1),
KOMENTAR PABRIKAN MOTOR
Jika mengikuti rekomendasi dari Pertamina, motor-motor yang masih dijual sekarang tidak bisa mengenggak bensin Premium.
Namun banyak pemotor yang melanggar atau tidak mengikuti rekomendasi dari Pertamina.
Apakah yang akan terjadi jika motor-motor keluaran baru masih menggunakan bensin Premium.
"Untuk penggunaan bahan bakar memang perlu disesuaikan dengan speknya untuk mendapatkan performa terbaik.
Bensin Premium bukan berarti tidak boleh atau tidak bisa tetapi penggunaan bahan bakar dengan oktan lebih rendah bisa menyebabkan knocking, pembakaran tidak maximal.
Sehingga untuk mendapatkan performa terbaik motor dengan kompresi yang tinggi disarankan menggunakan bensin dengan oktan yang tinggi agar pembakaran lebih sempurna dan lebih efisien," jelas Antonius Widiantoro, Public Relation Department PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing Indonesia (YIMM).
Ahmad Muhibuddin Deputy Head of Corporate Communication PT Astra Honda Motor (AHM), senada dengan Antonius.
Katanya jika motor sekarang pakai BBM Premium membuat performa mesin tidak maksmal.
Selain itu biaya perawatannya juga lebih mahal, karena motor yang pakai Premium canderung berkerak di ruang bakar.
KOMENTAR