"Oke kita andalkan impor, enggak usah kita memproduksi sendiri," tambah dia.
"Kalau ternyata negara tersebut terjadi lockdown enggak bisa mengirimkan BBMnya?" bilangnya.
Lebih lanjut, Nicke mengakui, harga minyak produksi dalam negeri sempat jauh lebih mahal ketimbang impor.
Namun, sebut dia, perlu ada perhitungan panjang untuk memutuskan meningkatkan impor demi menciptakan harga BBM yang lebih murah.
Baca Juga: Siap Terapkan New Normal, Pertamina Buat Aturan Protokol Kesehatan di SPBU, Begini Rinciannya
"Waktu itu ketika harga minyak naik tiga bulan kita menunggu untuk menaikkan harga, tidak serta-merta," ujarnya.
Oleh karena itu, Nicke menekankan, masyarakat tidak dapat membandingkan secara langsung pergerakan harga BBM nasional dengan tetangga.
"Kecuali kalau kita memang ini trader ya trading company," tuturnya.
"Trading company mudah sih beli jual beli jual," bilang dia.
"Tapi, apa kabarnya dengan ketahanan dan kemandirian energi," ucapnya.
Baca Juga: 5 Tips Hemat Bensin yang Direkomendasi Pertamina Salah Satunya Jangan Parkir Sembarangan
Mantan menteri BUMN Dahlan Iskan bilang alasan yang membuat Pertamina masih enggan turunkan harga BBM di SPBU.
Salah satunya terkait regulasi harga BBM dari pemerintah hingga soal operasional kilang dan sumur minyak.
"Kita harus toleran bahwa Pertamina itu bukan pedagang minyak murni," bilangnya.
"Yang kalau harga kulakannya turun, harga jualnya bisa langsung turun," lanjut dia.
Dahlan mengatakan, penurunan harga dan jumlah konsumsi yang anjlok tak serta merta bisa membuat Pertamina menghentikan operasi kilang minyaknya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bos Pertamina: Harga BBM Bisa Saja Turun, tapi Kita Balik ke Zaman Dulu...", dan "Harga BBM Belum Turun, Dahlan: Sedekah Terbesar Kita ke Pertamina".
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR