"Maka, rapid test disebut skrinning, bukan diagnosis pasti," jelas dia.
Seseorang yang rapid tes-nya menunjukkan hasil non-reaktif, tidak berarti tes PCR-nya pasti akan negatif atau bebas virus.
"Karena bisa saja, memang belum tepat waktunya," terang dia.
dr. Tonang menegaskan, untuk bisa menyebut positif dan negatif, harus dengan tes PCR.
Setiap pasien diambil swab sebanyak dua kali. Untuk mudahnya, disebut hari pertama (H1) dan hari kedua (H2).
"Dapat disebut positif apabila minimal pada salah satu tes swab ditemukan virus covid," papar dia.
dr. Tonang menyampaikan, seseorang atau pasien dapat disebut negatif Covid-19 apabila pada kedua tes swab tidak ditemukan virus corona penyebab Covid-19.
"Maka kalau ada hasil PCR yang negatif tapi baru dari salah satu sampel," jelasnya.
Baca Juga: Ngeri! Dalam Satu Minggu, Polri Sebut Angka Kriminalitas Naik 38,45 Persen, Simak Faktanya
"Belum bisa disimpulkan. Harus menunggu hasil sampel kedua," tutur dia.
"Kalaupun harus diperiksa, adalah kombinasi rapid test antigen dan rapid test antibodi pada hari keberangkatan," jelas dr. Tonang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Keliru, Hasil Rapid Test Non-Reaktif Belum Tentu Negatif Covid-19"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR