Baca Juga: Kena Tilang Elektronik Ganjil-Genap? Awas Bikin Pajak Tahunan Jadi Gendut
Dirinya mengaku belum mau beralih ke transpotasi umum lantaran menurut dia belum memadai.
"Nggak setuju (ganjil genap untuk sepeda motor). Karena transportasi publiknya belum memadai," kata Putra kepada TribunJakarta.com, Jumat (21/8/2020).
Selain itu, di masa pandemi Covid-19 ini, Putra mengaku enggan menggunakan transportasi umum karena khawatir akan berdesak-desakan.
Putra sendiri setiap harinya bekerja sebagai karyawan swasta dengan area pekerjaan di Jakarta Utara.
Baca Juga: Ditanya Soal Aturan Ganjil Genap 24 Jam, Polisi Malah Bilang Begini
Mengendarai motor dari Ciledug, Putra pasti bakal menemui beberapa ruas jalan yang terkena penerapan ganjil genap.
"Oh iya pastinya lewatin jalur ganjil genap. Misalnya kayak di Tomang, terus di Jalan Gunung Sahari juga kan kena," ucap dia.
Komentar miring soal kebijakan ganjil genap untuk sepeda motor juga datang dari Ryan Suryadi (27), warga Bintaro yang berkantor di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Menurut Ryan, sepeda motor menjadi alat transportasi paling nyaman digunakan di jalanan Ibukota yang selalu dilanda kemacetan.
Source | : | TribunJakarta.com |
Penulis | : | Indra GT |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR