“Tapi mereka bilang begitu karena sangat mudah dikerjakan, mudah dirakit. Cepat saat Anda ingin mengubah sesuatu, mengganti mesin."
"Saya tidak tahu apakah itu kuncinya, tapi ini pasti keuntungan," sebutnya.
“Di Suzuki, saya menemukan pengetahuan mesin yang hebat. Anda bisa lihat bahwa pada motor produksinya selalu berkualitas tinggi," tambah pria asal Italia itu.
“Ini juga tercermin dalam balapan. Mereka juga bagus dalam hal sasis dan milik kami sedikit berbeda dibandingkan dengan yang lain," ungkapnya.
“Sasis yang kami gunakan didasarkan pada konsep yang telah kami kembangkan sejak 2014 ketika kami pertama kali mengujinya dengan Randy de Puniet."
Baca Juga: Test Rider MotoGP Simulasi Ngegas Motor, Badan Gerak Mata Terpejam
"Konsep ini bertahan hingga saat ini, meski ada pengembangan,” jelas manajer tim Suzuki itu lebih detail."
“Kami mengubah sasis sedikit di sana-sini musim dingin lalu. Di Jepang, mereka memiliki banyak pengetahuan dalam hal ini," sebutnya.
"Suzuki mundur pada 2011 saat mesin masih V4. Mereka menerima permintaan dari manajemen puncak. Mesin balap haruslah mesin in-line karena kita harus balapan dengan apa yang kita jual," tambah Brivio.
"Suzuki ingin menggabungkan apa yang mereka jual dengan apa yang mereka balapan sebanyak mungkin. Kami berlomba untuk mengembangkan teknologi dan mempromosikan merek," lanjutnya.
“Para mekanik harus mengubah segalanya dan Suzuki tidak memiliki banyak pengalaman dengan mesin empat silinder in-line," aku Brivio.
Baca Juga: Sukses Di KTM, Crutchlow Tantang Dani Pedrosa ke Yamaha Atau Suzuki
Source | : | Speedweek.com |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR