Baca Juga: Tetap di Jalur: Cerita dari Sekepal Aspal Tentang Konsistensi untuk Selalu Berkarya
SA: Lo pribadi kan juga punya band. Apa namanya dan musiknya seperti apa?
TWBW: Band gue namanya Vintage Glasses. Genrenya bisa dibilang stoner rock atau hard rock. Vintage Glasses ini sudah mau jalan 13 tahun, memiliki satu album, dan sedang proses menuju album kedua.
SA: Kustom Kulture sendiri tidak sekedar tentang kendaraan kustom, tapi juga gaya hidup yang sudah menyebar lintas budaya. Contohnya itu budaya fashion, musik, dan extreme hobbies. Bagaimana lo melihat hubungan antara musik dan motor? Apakah saling mempengaruhi satu sama lain?
TWBW: Menurut gue pribadi sangat mempengaruhi karena dari dulu gue di Medan terjun di lingkungan skena motor dan musik. Jadi, gue rasa (keduanya) kombinasi yang pas.
Karena ketika kita bermotor kita membutuhkan wawasan musik atau fashion yang disenangi, menyesuaikan dengan kepribadian masing-masing, supaya bermotor lebih asyik. Begitu juga sebaliknya, ketika bermusik, gue membutuhkan ingar-bingar dari dunia permotoran.
Baca Juga: Motor Kustom Di Film 1.000 Kilometer Sekepal Aspal Indonesia
SA: The Wild Brain Workshop sebagai kolektif roda dua cukup aktif di Medan. Kegiatan apa saja yang sudah pernah kalian lakukan atau adakan dalam rangka membesarkan skena kustom di Medan?
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |