Tak ketinggalan adalah ketidaksiapan angkutan umum melayani sesuai prokes pada jam sibuk di kawasan ganjil genap.
Menurut Tyas, optimalisasi operasional armada yang ada dapat dilakukan, tetapi implikasinya pada peningkatan subsidi.
"Meskipun space angkutan umum masih banyak, tetapi ketika harus melayani dalam waktu yang terkena peak session dan terkena prokes, itu agak susah." terangnya.
"Memang semua armada bisa dioptimalkan, tapi akan berpengaruh pada besaran subsidi," tutur dia.
Baca Juga: Motor Harley-Davidson yang Sempat Lolos Ganjil Genap Disorot, Pajaknya Nunggak?
Terakhir, soal penerapan tarif parkir yang tinggi di tengah kota sebagai pengendalian penggunaan mobil pribadi saat pandemi tampaknya agak susah untuk diterapkan.
Tarif parkir yang mahal biasanya akan mendorong pengguna kendaraan pribadi beralih ke transportasi umum.
Namun, naiknya tarif parkir bisa menciptakan kegaduhan baru di tengah pandemi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berbagai Kendala Muncul kalau Ganjil Genap Berlaku Lagi di Jakarta"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR