MOTOR Plus-online.com - Terungkap, ini dia rahasia motor MotoGP Yamaha YZR-M1 jadi perkasa di MotoGP 2021.
Untuk memenuhi regulasi yang mengharuskan pembekuan pengembangan mesin antara 2020 dan 2021, Yamaha menggunakan mesin yang sama seperti musim lalu.
Namun, yang berubah adalah masalah reliability klep tidak lagi dihadapi seperti di awal musim MotoGP 2020.
Karena kesulitan yang dihadapi saat itu, menyebabkan beberapa perubahan pada sasis.
Baca Juga: Gara-gara Pembalap Ini, Murid Rossi Sulit Masuk ke Tim Pabrikan Yamaha
Baca Juga: Pembalap Yang Nikahi Adiknya Sendiri Ngaku Digoda Yamaha, Tapi BegIni Reaksinya
Menurut feedback pembalap, sasis ini dan penanganannya mirip dengan YZR-M1 2019.
Pada tahun 2021, masalah ban di Yamaha tampaknya jauh lebih sedikit.
Salah satu variabel utama dari perubahan ini, selain sasis baru, mungkin adalah perubahan paradigma Yamaha mengenai pendekatannya terhadap ECU Magneti Marelli.
Yamaha memutuskan untuk merekrut Marco Frigerio pada musim 2020, mantan mekanik Ducati yang tahu semua seluk beluk software unik Magneti Marelli.
Baca Juga: Geger, Bos Yamaha Temui Andrea Dovizioso Bicara Soal Pengganti Vinales
Apa yang berubah sangat signifikan dari sudut pandang konfigurasi Yamaha M1 sejak 2020 adalah dua variabel khusus ini, yaitu delivery torsi dan traction control alias kontrol traksi.
Sejauh ini Yamaha memiliki masalah besar dengan ban belakang yang terlalu panas, terutama di sirkuit di mana ada beberapa tikungan berurutan dengan arah yang sama.
Layout sirkuit yang tidak menyisakan cukup waktu untuk mendinginkan ban.
Panas berlebih ini menyebabkan degradasi yang signifikan, yang mengurangi grip dan pada akhirnya membuat M1 semakin sulit dikendarai putaran demi putaran.
Baca Juga: Pesta Yamaha Di WSBK Inggris 2021 Bubar, Gara-gara Pembalap Tersesat
Sebagian besar pabrikan telah mengadopsi mapping torsi dan kontrol traksi yang agak mirip selama balapan.
Pembalap memulai balapan dengan mapping torsi maksimal karena ban belakang masih baru, sehingga dapat menyalurkan semua tenaga yang ada ke aspal.
Aspek fundamental terutama di awal dan di lap pertama untuk mengeluarkan yang terbaik dari para pesaingnya.
Pada titik ini mereka juga memiliki mapping kontrol traksi maksimal, yang bertujuan untuk membatasi slip dan menjaga keausan ban.
Baca Juga: Profil Pembalap MotoGP Calon Pengganti Vinales di Yamaha yang Nikahi Adiknya Sendiri
Setelah beberapa putaran balapan, ban belakang aus, akibatnya pembalap beralih ke mapping torsi yang lebih lembut (Mapping 2 yang sering muncul di layar) untuk menyelamatkannya.
Pada saat yang sama, banyak yang memilih untuk menggunakan mapping kontrol traksi yang lebih terbatas juga.
Sebelum musim 2020, Yamaha menggunakan strategi mapping yang berbeda.
Pembalap akan memulai balapan dengan mapping torsi maksimal, tetapi dengan kontrol traksi yang rendah.
Baca Juga: Valentino Rossi Punya Plan B, Pensiun Dari MotoGP Tapi Masih Balapan
Sesaat sebelum di tengah balapan mereka akan beralih ke mapping torsi yang lebih tinggi untuk menjaga ban.
Kontrol traksi ditingkatkan sementara mapping torsi dibatasi, mesin tidak berakselerasi secepat di tikungan.
Ini karena, meskipun jumlah torsi yang diberikan terbatas, motor masih menyediakan torsi yang cukup untuk membuatnya meluncur.
Dengan mapping kontrol traksi tinggi, ini menggabungkan dua efek pembatas kinerja: saat ban selip, ECU memberi mereka lebih sedikit torsi.
Baca Juga: Pembalap MotoGP Yang Nikahi Adiknya Sendiri Diincar Tim Yamaha
Pada balapan pertama di Qatar, Maverick Vinales terlihat mulai meninggalkan strategi 2020.
Pembalap Spanyol itu tak mengandalkan kontrol traksi yang lebih besar untuk mengamankan ban belakangnya di paruh terakhir balapan.
Sebaliknya, ia menggunakan lebih sedikit kontrol traksi dan mengandalkan tangan kanannya untuk mengatur torsi.
Sehingga ia dapat keluar dari tikungan secepat mungkin tanpa menyebabkan masalah pada ban.
Baca Juga: Miguel Oliveira Tolak Mentah-mentah Tawaran Yamaha Untuk MotoGP 2022
Dari balapan kedua di Qatar, sampai saat ini strategi yang sama juga diterapkan oleh Fabio Quartararo.
Source | : | Paddock-GP.com |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR