"Tetap harus kami jalani karena ini sudah menjadi kewajiban kami, bagi kami tidak ada kata rintangan, yang ada hanya tantangan," ujarnya.
Unan berharap, pemerintah dan pihak terkait bisa melihat kondisi yang terjadi di SDN dan SMPN Satu Atap 1 Parungbanteng.
Sebab kondisi mereka jauh tertinggal dibanding sekolah-sekolah lain di sekitar perkotaan.
"Pemerintah lebih tahu seharusnya fasilitas pendidikan yang layak seperti apa. Kami boleh di bilang ada di Papuanya Kabupaten Purwakarta, kedepan mungkin pemerintah akan lebih membuka mata," kata Unan.
Unan dan guru lainnya juga berharap ada motor dinas yang diberikan sesuai dengan medan jalan dan letak geografis.
"Motor bebek saya sudah tua, sering mogok, maklum kondisi jalan seperti ini dan jarak tempuh lumayan jauh, kalau ada motor dinas sesuai kondisi mungkin tidak terlalu kerepotan," ucapnya
Salut ya brother dengan bapak Unan ini!
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Guru di Pedalaman Purwakarta: Tiap Hari Tempuh Jalan Licin dan Berbatu 20 Km.
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Yuka Samudera |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR