Adapun total anggaran yang digelontorkan untuk subsidi energi saat ini sudah mencapai Rp 520 triliun di tahun ini.
Hal ini bertujuan agar di tengah melonjaknya harga komoditas, daya beli masyarakat dapat terjaga.
Menkeu menyebut, ada beberapa indikator untuk mengukur kapasitas anggaran subsidi energi dalam menjaga kestabilan harga.
Namun, ia tidak menyinggung mengenai potensi kenaikan harga BBM.
"APBN subsidi dan lain-lain kami sampaikan waktu itu, jadi nanti kita lihat volume, harga, nilai tukar, itu mempengaruhi, tapi kita akan lihat perkembangan yang ada di dunia," ucap Sri Mulyani.
Namun dari ketiga indikator tersebut, Sri Mulyani menyatakan, volume konsumsi BBM yang saat ini sudah sangat tinggi, bahkan sudah melebihi asumsi pemerintah saat menambah anggaran subsidi energi.
Baca Juga: Gawat, Menteri Bahlil Minta Masyarakat Siap-siap Harga BBM Naik Lagi
"Tapi memang volume sangat melebihi kalau dibiarkan, jadi ini nanti pasti akan menimbulkan suatu persoalan mengenai berapa jumlah subsidi yang harus disediakan dari tambahan," tambahnya.
Anggota DPR Komisi VII dari Partai Golongan Karya (Golkar), Lamhot Sinaga mengungkapkan, pemerintah sebaiknya segera melakukan penyesuaian harga BBM subsidi dengan pendekatan yang moderat.
Pendekatan moderat yang dimaksud adalah kolaborasi pemerintah dan masyarakat untuk menyelamatkan keuangan negara.
Source | : | Tribunjateng.com |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR