"Saya mengusulkan besar subsidi BBM per liter ditanggung pemerintah sebesar 75 persen, sisanya bisa dengan penyesuaian harga BBM subsidi," ungkap Lamhot, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (13/8).
Lamhot menambahkan, pemerintah menyubsidi Solar sebesar Rp 7.800/liter dan menjadikan harga Solar sebesar Rp 5.150/liter.
Dengan penyesuaian besar subsidi, harga Solar sangat memungkinkan menjadi Rp 7.100/liter.
Kemudian, subsidi Pertalite dari pemerintah sebesar Rp 4.500/liter dari harga yang diterima konsumen Rp 7.650/liter.
Maka penyesuaian harga Pertalite bisa menjadi Rp 8.875/liter.
Baca Juga: Penimbun BBM Pertalite Diduga Jadi Dalang Bensin Langka di SPBU Kota Palopo
Dengan penyesuaian harga tersebut, ia meyakini, negara bisa menghemat APBN sebesar Rp 150 triliun.
“Ditambah pembatasan kuota subsidi, maka pemerintah bisa memberikan subsidi langsung bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan,” terangnya.
Lamhot menyatakan, penyesuaian harga tersebut dinilai masih bisa diterima masyarakat penerima subsidi, karena cukup terjangkau jika dibandingkan dengan harga BBM nonsubsidi.
Terlebih, perbedaan harga yang terlalu jauh antara BBM subsidi dan nonsubsidi juga menjadi daya tarik masyarakat mampu untuk mengonsumsi BBM subsidi.
Lamhot juga mendukung rencana pengurangan kuota BBM subsidi dalam RAPBN sangat relevan dan harus segera dilakukan.
Sebab, BBM subsidi akan sangat membebani APBN.
“Jika subsidi terus bertambah hingga mencapai Rp 600 triliun, sementara target pendapatan Rp 2.266,2 triliun, artinya lebih dari 26 persen anggaran pemerintah hanya untuk beli BBM,” jelas Lamhot.
Meski menyetujui rencana pengurangan kuota BBM subsidi, ia enggan mengiyakan penghapusan subsidi.
Baca Juga: Leganya Harga BBM Subsidi Seperti Pertalite Belum Akan Dinaikkan, Menteri ESDM Bongkar Alasannya
Hal ini karena masih banyak pihak yang membutuhkan kehadiran BBM subsidi, utamanya masyarakat dengan tingkat ekonomi yang rendah.
Sebagai upaya lebih lanjut, Lamhot meminta pemerintah agar mempertimbangkan usulan BBM jenis Pertalite yang dikhususkan untuk pengguna sepeda motor dan solar untuk kendaraan angkutan.
Ia juga meminta pemerintah untuk memperketat pengawasan dalam pendistribusian BBM subsidi.
“Sudah tidak boleh ada kesempatan bagi masyarakat mampu untuk menggunakan BBM subsidi. Jika perlu, dibuat penalti atau hukuman bagi masyarakat mampu yang menyalahgunakan subsidi,” tutupnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Siap-siap, Sinyal Harga BBM akan Naik Mulai Muncul.
Source | : | Tribunjateng.com |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR