Menteri Keuangan Sri Mulyani pun meminta agar Pertamina mengendalikan BBM bersubsidi, sehingga tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurutnya, pemerintah sejauh ini telah menggelontorkan dana sebesar Rp 502 triliun untuk subsidi energi, termasuk BBM, dan listrik.
Kuota BBM bisa jebol Oktober 2022
Menanggapi hal itu, pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan, pemerintah saat ini menghadapi dilema yang sulit.
Di satu sisi, kelangkaan akan terjadi di berbagai SPBU apabila pemerintah tidak menambah kuota BBM subsidi.
Namun, penambahan kuota BBM subsidi di sisi lain dapat mengakibatkan beban APBN membengkak hingga melebihi Rp 600 triliun.
Mengamini perkataan Sri Mulyani, Fahmy menilai perlu adanya upaya serius dalam pembatasan BBM bersubsidi.
"Kalau upaya pembatasan konsumsi Pertalite tidak berhasil, kuota BBM subsidi pasti jebol paling lama pada akhir Oktober 2022," kata Fahmy kepada Kompas.com, Jumat (12/8/2022).
Kebijakan pembatasan tidak tegas
Di tengah kondisi ini, ia menyoroti Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Arifin Tasrif yang hanya mengimbau orang kaya untuk tidak menggunakan BBM subsidi.
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR