Biasanya dalam sehari, Rohmat bisa menjalankan angkotnya 3 sampai 4 rit (pulang-pergi).
Namun, setelah terjadinya kenaikan BBM dan antrean di sepanjang SPBU ia hanya bisa narik 2-3 rit.
"Ya rugi lah, antrean kaya gini dampaknya ke kita yang banyak, waktu terbuang terus yang penumpang juga harus ekstra sabar, kadang ada aja yang ngeluh ke kita," ujar Omat.
Yusuf mengaku sudah beberapa kali mengisi bahan bakar di penjual bensin eceran.
"Saya milih nambahin Rp 2.000 tapi performa saya tetap bagus, penumpang gak nunggu lama," kata dia.
hampir rata-rata pengemudi driver online dan ojeg pangkalan saat ini kerap mengisi bensin di pedagang bensin eceran.
Baca Juga: Jatah BBM Pertalite Dan Solar Dikabarkan Habis Pada Bulan Oktober, Ini Tanggap Pertamina
"Gak pernah tuh ada ceritanya pedagang eceran penuh, lebih praktis lagi," jelasnya.
Supervisor SPBU Rancaekek, Deden Nurhadi mengatakan, antrean panjang memang telah terjadi pasca-naiknya harga BBM. Terutama untuk pengisian Pertalite roda dua.
Deden menduga banyak pemilik kendaraan roda dua yang beralih dari Pertamax ke Pertalite akibat kenaikan harga BBM. Hal itu terlihat dari stok Pertalite yang kerap habis lebih cepat.
"Sekarang 24 ton pengiriman bahan bakar itu, bisa habis hanya dalam beberapa hari saja, dulu kadang berimbang gitu antara Pertalite dan Pertamax," kata dia.
Antrean panjang yang kerap mengular hingga ke jalan, lanjut dia, terkadang membuat petugas kerepotan.
Sebab ia dan sekuriti harus mengamankan atau merapikan lajur antrean.
"Ya kadang nambah pekerjaan, tapi gimana lagi namanya juga tugas supaya gak menganggu yang di jalan, ya harus diurai," ungkapnya.
Nah, kalau bikers juga mengalami antre lama saat beli Pertalite atau enggak nih?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Antrean Pertalite di SPBU Bandung 30 Menit, Driver Ojol Rugi hingga Beralih ke Pedagang Eceran"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR