Kesalahannya ternyata ketika di SPBU dalam memilih patokan dalam pembelian.
"Tak sedikit kebiasaan pemilik kendaraan beli bensin berdasarkan nominal (patokan) Rupiah, bukan literan," buka Pak Yus, sapaan akrabnya.
Tak sadar, kenaikan harga Pertalite dengan pembelian nominal yang sama tentu mengurangi jumlah literan yang didapat.
Sebelumnya Pertalite dijual Rp 7.650/liter yang sekarang menjadi Rp 10.000/liter.
Contoh biasanya beli Rp 100 ribu dapat 13,07 liter, sekarang hanya 10 liter.
"Karena lebih sedikit dapatnya jadi penggunaan Pertalite terasa lebih boros dari segi jarak tempuh yang bisa dicapai," ujar Pak Yus.
Jauh lebih dalam, Pertalite jadi lebih boros bisa karena BBM itu sendiri.
Salah satu faktor yang berpengaruh perubahan kandungan nilai kalor di dalamnya.
"Nilai kalor menentukan besaran energi densitas per liter yang dihasilkan dari massa jenis bahan bakar," terang Pak Yus.
Baca Juga: Asal Usul Nama Pertalite Ternyata Diadopsi dari Pertamax, Serius Nih?
KOMENTAR