"Saya harus lompat pagar untuk bisa keluar cepat," tambah dia.
Setelah itu, ia menceritakan di luar stadion terjadi keributan, banyak suporter yang mengajukan dan membakar truk dan mobil di sana.
Ia mengaku hanya duduk dan menunggu kedatangan Hendrik Gunawan di parkiran motor.
"Saya tunggu sampai jam setengah 1, tapi tidak ada kabar sama sekali. Kunci sepeda motor dan perlengkapan lainnya, dibawa Hendrik. Akhirnya saya ketemu sama teman dari Purwosari yang kebetulan juga mencari temannya yang tak kunjung kembali," paparnya.
Ia mengaku sekira pukul 02.00 wib keliling ke Stadion lagi dan mencari Hendrik Gunawan sampai berkeliling dua kali, namun tidak menemukan sahabatnya.
Ia lantas disarankan penjaga parkir datang ke rumah sakit terdekat untuk mencari keberadaan sahabatnya.
Baca Juga: Pilu dan Merinding Video Iring-iringan Ambulance Jenajah Korban Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
"Akhirnya saya sama teman dari Purwosari keliling rumah sakit. Dan, ketemu sama Hendrik tapi sudah di kantong jenazah. Saya langsung sedih dan panik seketika itu. Saya tidak bisa berkata-kata mas, sahabat saya pergi selamanya," ujarnya.
Andreas mengaku tidak menyangka teman nonton sepakbolanya sudah tiada.
Sepanjang jalan pulang ke rumah, ia tidak henti meneteskan air mata.
"Jujur saya tidak menyangka. Niatnya menolong perempuan itu, justru dia juga ikut akhirnya tidak tertolong," pungkas dia.
Artikel ini telah tayang di TribunMadura.com dengan judul "Kisah Aremania Tunggu Sahabat Keluar Stadion Kanjuruhan, Pulang Hanya Bawa Motor, Tinggal Nama"
Source | : | Tribunmadura.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR