"Kalau naik motor gampang banget menuju tujuan. Dia bisa motong rute. Kemudian waktu tempuhnya lebih singkat kalau naik motor," tambahnya.
Namun, Anton mengingatkan bahwa waktu tempuh yang singkat tidak menjamin keamanan dan keselamatan saat berada di jalan.
Dirinya menyampaikan, upaya yang dilakukan adalah berkolaborasi dengan media untuk mengampanyekan transportasi publik secara masif.
"Kami pernah survei, jarak 300 meter itu orang masih mau jalan kaki. Tapi kalau sudah 1 kilometer, orang lebih memilih naik ojek," ucap Anton.
Maka dari itu, konsepnya sekarang berubah, Anton menjelaskan prioritas pertama adalah bagaimana menyiapkan pedestrian, tempat pejalan kaki yang nyaman.
Baca Juga: Enggak Takut Basah Kuyup Musim Hujan Naik Mobil Listrik Imut, Harganya Mirip Yamaha XMAX
Kemudian, ada penggunaan angkutan umum, dan konsepnya adalah menggunakan kendaraan ramah lingkungan, setelah itu kendaraan pribadi.
"Tapi kendaraan pribadi pun ada disinsentifnya. Pertama dalam hal parkir, kan pakai mobil mahal juga parkirnya. Kalau menggunakan angkutan umum kan enggak parkir," paparnya.
Seharusnya dari sisi itu, masyarakat yang menimbang-nimbang, ternyata lebih bagus naik angkutan umum.
Karena, Anton mengaku susah apabila memaksa orang untuk naik angkutan umum dalam waktu singkat.
"Tinggal ada pembatasan saja penggunaan kendaraan pribadi. Dibatasi secara ketat. Tapi itu kan enggak mungkin dilakukan," tutup Anton.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Ternyata, Masyarakat Pilih Naik Sepeda Motor Ketimbang Transportasi Publik, ini Alasannya
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR