Terungkap Fakta, Warga Jakarta Lebih Pilih Naik Motor Ketimbang Transportasi Publik

Indra Fikri - Kamis, 2 Maret 2023 | 17:30 WIB
Banjarmasinpost.co.id
Foto ilustrasi. Warga Jakarta lebih memilih naik motor dibanding transportasi publik.

MOTOR Plus-online.com - Ternyata warga di DKI Jakarta lebih memilih naik motor dibandingkan menggunakan transportasi publik.

Hal ini disampaikan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta.

Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Dishub DKI Jakarta, Anton Parura mengaku belum melakukan survei terkait fenomena itu.

"Tetapi faktanya kalau kami lihat, pengguna roda dua itu dari tahun ke tahun pasti naik," kata Anton dikutip dari Wartakotalive.com, Rabu (1/3/2023).

Meski begitu, Anton mengklaim penambahan jumlah pengguna motor tidak hanya terjadi di DKI Jakarta, tapi juga di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Menurutnya, hal tersebut dikarenakan begitu mudahnya mendapatkan motor dengan sistem kredit yang cukup terjangkau.

"Lalu yang berikutnya adalah menggunakan roda dua itu memang secara keamanan tidak bagus dan tidak aman, karena banyaknya kecelakaan," sambungnya.

Ia menginformasikan bahwa kepolisian juga telah merilis banyak kecelakaan yang terjadi pada kendaraan roda dua.

Baca Juga: Pakai Yamaha NMAX Sudah Ada, Lelaki Asal Batam Mau Pergi Haji Naik Motor Jadul

Hal tersebut dikarenakan kecenderungan orang menggunakan motor itu melakukan pelanggaran baik dari sisi lampu merah, satu arah dan naik pedestrian atau trotoar.

"Kenapa orang memilih kendaraan pribadi? Kalau kami mau lihat, motor itu termasuk kendaraan yang door to door. Kadang-kadang di rumah distarter, sampai di depan kantor gitu," ungkap Anton.

Sementara kalau menggunakan angkutan publik, Anton menjelaskan terdapat jalur yang harus ditempuh dengan jalan kaki.

Anton menambahkan, karena perjalanan itu berbasis origin destination (sesuai dengan tujuannya), bukan berbasis koridor.

"Saya mau naik MRT. Kan enggak tiba-tiba keluar di stasiun MRT. Tapi bagaimana menuju stasiun MRT. Di situ yang masih ada missing link-nya atau jalan yang terputus," jelasnya.

Meskipun saat ini sudah ada pengembangan integrasi dari PT JakLingko, namun menurutnya belum secara masif dilakukan.

Jadi yang putus di persoalan tersebut menurut Anton adalah bagaimana orang dari rumah menuju halte awal dan bagaimana dari halte akhir menuju tujuan.

Dirinya berharap hal tersebut difasilitasi dengan salah satunya program dari PT JakLingko.

Baca Juga: Mario Dandy Anak Pejabat Pajak Pernah Ditegur Warga Yogyakarta Saat Ngebut Naik Moge di Jalan Kampung

"Lalu yang berikutnya adalah pedestrian. Kan jalan kaki 100 sampai 200 meter enggak masalah. Cuma karena pedestrian enggak bagus, orang naik ojek atau difasilitasi sepeda," ujar Anton.

Di situlah yang menurut Anton menjadi kendala bagi pengguna kendaraan pribadi yang ingin beralih ke transportasi publik.

Anton mengungkapkan, kemudahan naik motor yang bisa langsung sampai tujuan, menjadi salah satu faktor alasan orang lebih memilih mengendarai kendaraan roda dua.

"Kalau naik motor gampang banget menuju tujuan. Dia bisa motong rute. Kemudian waktu tempuhnya lebih singkat kalau naik motor," tambahnya.

Namun, Anton mengingatkan bahwa waktu tempuh yang singkat tidak menjamin keamanan dan keselamatan saat berada di jalan.

Dirinya menyampaikan, upaya yang dilakukan adalah berkolaborasi dengan media untuk mengampanyekan transportasi publik secara masif.

"Kami pernah survei, jarak 300 meter itu orang masih mau jalan kaki. Tapi kalau sudah 1 kilometer, orang lebih memilih naik ojek," ucap Anton.

Maka dari itu, konsepnya sekarang berubah, Anton menjelaskan prioritas pertama adalah bagaimana menyiapkan pedestrian, tempat pejalan kaki yang nyaman.

Baca Juga: Enggak Takut Basah Kuyup Musim Hujan Naik Mobil Listrik Imut, Harganya Mirip Yamaha XMAX

Kemudian, ada penggunaan angkutan umum, dan konsepnya adalah menggunakan kendaraan ramah lingkungan, setelah itu kendaraan pribadi.

"Tapi kendaraan pribadi pun ada disinsentifnya. Pertama dalam hal parkir, kan pakai mobil mahal juga parkirnya. Kalau menggunakan angkutan umum kan enggak parkir," paparnya.

Seharusnya dari sisi itu, masyarakat yang menimbang-nimbang, ternyata lebih bagus naik angkutan umum.

Karena, Anton mengaku susah apabila memaksa orang untuk naik angkutan umum dalam waktu singkat.

"Tinggal ada pembatasan saja penggunaan kendaraan pribadi. Dibatasi secara ketat. Tapi itu kan enggak mungkin dilakukan," tutup Anton.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Ternyata, Masyarakat Pilih Naik Sepeda Motor Ketimbang Transportasi Publik, ini Alasannya

Penulis : Indra Fikri
Editor : Joni Lono Mulia


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular