Kampanye tersebut berisi ajakan untuk tidak membiarkan pelajar SMA mendapatkan SIM motor, kecuali dengan standar keselamatan yang tinggi.
Kampanye Sannaiundo juga tidak membiarkan pelajar SMA untuk membeli motor dan karena faktor inilah harga motor di Jepang dinilai menjadi sangat mahal.
"Yang ketiga, jangan biarkan mereka (pelajar SMA) mengemudi motor sebelum punya SIM. Karena denda yang diberlakukan sangat mahal," ucap Yuki, Jumat (10/3/2023).
5. Harga motor di Jepang mahal
Baca Juga: Staf Ahli Menhub Harap Pabrikan Motor Lokal Mampu Saingi Jepang
Alasan lain warga Jepang ogah beli motor, salah satunya karena harga motor yang dinilai mahal untuk ukuran warga Jepang jika dibandingkan menggunakan fasiltas transportasi umum.
Yuki menyampaikan, harga motor di Jepang untuk motor matic dengan kapasitas mesin 125 cc bisa mencapai Rp 20 jutaan.
"Di Jepang harga sepeda motor matic bisa mencapai 190.000-250.000 Yen atau Rp 21-28 juta dengan kurs 1 Yen Rp 112," jelasnya.
Yuki juga menerangkan, biaya membuat SIM di Jepang tidak murah, selain juga proses pembuatannya yang lebih sulit.
Disebutkan, biaya pembuatan SIM di Jepang dapat mencapai 100.000 Yen atau setara Rp 11 jutaan.
"(Orang Jepang) mesti belajar ke sekolah motor," kata Yuki.
6. Pajak dan perawatan sepeda motor
Warga Jepang dinilai enggan memiliki motor karena pajak kendaraan roda dua di negara tersebut juga dinilai tak sedikit.
Baca Juga: Korlantas Polri Minta Polisi Tanah Air Tiru Jepang, Seperti Apa?
Yuki mengatakan, motor dengan kapasitas mesin lebih dari 125-250 cc, dikenakan pajak sebesar 3.600 Yen atau lebih dari Rp 400 ribu.
Pemberlakuan pajak itu berdasar penggolongan bahwa motor termasuk kendaraan ringan sehingga dikenakan pajak kendaraan ringan.
"Juga, pajak berat adalah 4.900 Yen hanya untuk mobil baru, tetapi karena ini baru pertama kali, kali ini tidak termasuk dalam biaya perawatan tahunan," jelas Yuki.
Di sisi lain, pemotor di Jepang juga dibebani biaya bensin yang dihitung 1 liter per 40 kilometer.
Bila dirinci lebih detail, biaya kepemilikan dan pengguna secara kasar dapat dibagi menjadi lima kategori, yakni pajak kendaraan ringan, asuransi kewajiban mobil, biaya bensin, biaya perawatan termasuk ganti oli, dan premi asuransi sukarela.
Berikut gambaran biaya perawatan motor di Jepang:
Pajak kendaraan ringan (125-250 cc): 3.600 Yen (Rp 400 ribu)
Pajak berat: 0
Biaya pemeriksaan kendaraan: 0
Biaya parkir: 4.000 Yen (Rp 459.365)
Biaya bensin: 40.000 Yen (Rp 4,5 juta)
Biaya konsumsi: 30.000 Yen (Rp 3,4 juta)
Asuransi: 3.224 Yen (Rp 370.248).
Bila ditotal, biaya perawatan sepeda motor di Jepang mencapai 81.000 Yen atau setara Rp 9,3 juta.
Baca Juga: Honda Dio 110 2023 Rilis, Honda BeAT Kalah Elegan, Dijual Rp 28 Jutaan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Alasan Orang Jepang Enggan Beli Sepeda Motor"
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR