Selain jenis baterai dan BMS, lanjut Hendro, motor listrik terbakar bisa juga akibat ada kerusakan fisik pada baterai.
"Misalnya baterai tertusuk sehingga penyekat antara anoda dan katoda menjadi rusak, hal itu akan menyebabkan reaksi kimia yang tidak terkontrol," sambungnya.
"Lalu dengan tertusuk itu juga akan menyebabkan zat kimia di dalam baterai bereaksi dengan zat-zat lain yang ada di udara seperti oksigen, nitrogen, hidrogen, uap air, dan lain-lain," tambah dia.
"Reaksi dengan zat-zat lain itu yang juga bisa menyebabkan pelepasan elektron tak terkendali," lanjutnya.
Baterai jenis SLA dan LiFePO4 memiliki kapasitas perpindahan elektron yang lebih rendah sehingga tidak bisa terbakar.
Sementara motor listrik umumnya pakai baterai Li-Ion atau Li-polymer karena daya listrik yang disimpan besar namun bobot baterai ringan, sehingga dapat menempuh perjalanan jauh.
Baca Juga: Modifikasi Motor Listrik Custom Gaya Cafe Racer, Bisa Bersuara Ala Knalpot Racing!
"Memang yang kita cari dalam baterai adalah kemampuan perpindahan elektron itu," lanjut lagi Hendro.
"Semakin banyak elektron yang bisa berpindah maka semakin besar listrik yang bisa disimpan dan dihasilkan," sambungnya.
"Tetapi resikonya adalah jika perpindahan itu tidak terkontrol maka akan menghasilkan panas berlebih dan berujung pada terbakar," tutupnya.
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Ardhana Adwitiya |
KOMENTAR