Nah, macam tim-tim balap luar negeri kan tuh.
Seperti diungkapkan Adriansyah selaku kepala mekanik Kanzen Racing Team saat itu mereka riset bareng kampus untuk menguji beban dari kruk-as.
Maklum saja motor balap road race di era itu putaran mesinnya sekitar 14.000 rpm atau setara dengan putaran mesin F1 dan MotoGP. Wah ga takut meledak?
"Untuk kruk as dites pake alat pressure milik kampus ISTN," terang Adri.
Adri memang berfokus terlebih dahulu pada mesin, karena banyak yang menganggap mesin Kanzen ini ringkih untuk mengimbangi Yamaha Jupiter Z atau Suzuki Shogun saat itu.
Kruk-as memang jadi prioritas, lantaran jad sumbu beban mesin.
Tugas kruk-as untuk menahan kompresi yang diterima piston dari ruang silinder, juga bertugas sebagai pelontar torsi sesuai putaran mesin korekan.
Setelahnya kruk as melewati uji kedua yakni kekerasan bahan atau lebih terkenal dengan uji titik.
Bahasa tekniknya brinel's test atau brinel hardness testing. Caranya bandul kruk-as dititik, eh titiknya teratur dan setara kualitas motor Jepang.
KOMENTAR