Selain itu, lanjutnya, Sutan Sjahrir menulis risalah yang kemudian jadi pikiran tentang sosialisme Indonesia.
Bung Hatta menulis demokrasi untuk menunjukkan bahwa dia punya pengetahuan melampaui pikiran barat tentang demokrasi itu.
Rocky mengungkap, semua pemimpin Indonesia menuliskan pikirannya.
BJ Habibie menulis pikirannya dengan kita ingat dia sebagai Bapak teknologi.
"Gus Dur menulis banyak pikiran tentang demokrasi, maka kita ingat dia sebagai bapak pluralisme," sambungnya.
"Ibu Megawati saya nggak mau sebut karena dia hanya menghafal pikiran Bung Karno yang tidak sempurna," tambahnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Kunjungi Pasar Palmerah, Motor Pengawal Presiden Bisa Dibeli di Dealer Honda
Setelah Megawati selesai, diganti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menulis tentang demokrasi.
Sehingga ketika SBY lengser, kata Rocky, undangan untuk memberi ceramah dari seluruh dunia tiba di meja SBY.
"Saya ingin ada presiden yang meninggalkan jejak konseptual," lanjut Rocky Gerung.
"Pak Jokowi tidak memiliki itu, jangan nanti ketika presiden Jokowi selesai dia diundang di seminar, orang bertanya, Pak Jokowi tolong terangkan bagaimana patung di Mandalika itu yang anda lagi naik sepeda motor, nggak ada satupun orang yang akan peduli," tegasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Rocky Gerung Sebut Jokowi Hanya Punya Jejak Patung Naik Motor di Mandalika, Tak Punya Jejak Pikiran
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR