MOTOR Plus-online.com - Honda CBR250R ini bikin penggemar balap motor Indonesia terharu.
Soalnya motor ini, jadi tribut buat dua sosok yang legendaris di balap motor nasional.
Kisah motor ini diceritakan Rami Aro, insinyur teknik otomotif Swedia pada Motorplus.
Rami Aro dulu dikenal aktif di SKF dan membantu riset motor balap road race di Indonesia.
"Aku ingin menceritakan kisah motor ini, untuk mengenang sahabat kita Benny Djati Utomo," buka Rami Aro.
Almarhum Benny Djati Utomo, merupakan mekanik Star Motor yang menelurkan motor road race hebat.
Mulai dari Honda Tena, Cagiva Stella, Yamaha Jupiter Z sampai Honda CBR250R bisa kencang di tangan Benny Djati Utomo.
"Motor ini dibangun Benny Djati, untuk mengenang pembalap Denny Triyugo," lanjut Rami Aro.
Denny Triyugo, merupakan pembalap Astra Racing Team yang diasuh Benny Djati Utomo.
Tidak hanya kencang naik motor bebek, Denny Triyugo juga melesat naik motor sport dan moge supersport.
Baca Juga: Anaknya Tampil di Indonesian Idol, Rami Aro Pernah Terjun di Kejurnas Road Race
Sayang, Denny Triyugo meninggal saat latihan di sirkuit Sentul karting jelang ronde tiga Indoprix 2014.
Demi mengenang Denny Triyugo, Benny Djati Utomo membangun Honda CBR250R 2013 dengan komperhensif.
"Motor ini punya banyak komponen balap, dari mesin sampai kaki-kaki," jelas Rami Aro.
Dimulai penggunaan kruk as 61 mm Honda CBR300R, lalu big bore Athena dengan piston Wiseco 83 mm.
"Kapasitasnya naik jadi 330 cc, agar sepadan dipasang klep lebih besar 32/28," ungkap Rami Aro.
Makin ganas, camshaft dibuat custom dan dipakai throttle body diameter 40 mm.
"ECU pakai favorit Benny Djati Utomo, yaitu Vortex dengan dua mapping," sahut Rami Aro.
Dengan kompresi mencapai 13:1, tenaga Honda CBR250R ini melesat jauh.
"Safe map buat harian pakai bensin oktan 48,7 dk di 9.000 rpm, torsi tembus 40,2 Nm," terang Rami Aro.
Namun saat ingin kebut-kebutan, ECU Vortex ini punya mapping buat bensin oktan 98.
"Bisa tembus 53 Dk, nyaris dua kali lipat CBR250R yang cuma 24 dk, bisa fight lawan moge Ninja 650 lah," kata Rami Aro.
Saat dites Rami Aro, bukan cuma tenaga badak yang membuatnya kagum akan kreasi Benny Djati Utomo.
"Motor ini punya karakter paling seimbang yang pernah ku coba," kagum Rami Aro.
Tidak hanya akselerasi instan khas single silinder, namun putaran tengah sampai atas juga tetap ada.
Untuk knalpot, Benny Djati Utomo pilih FMF Apex karbon asal Amerika, yang jadi favorit buat Honda CBR250R balap.
Mesin sudah dahsyat, Benny Djati Utomo tidak lupa upgrade kaki-kaki agar handlingnya mumpuni.
"Benny DU pakai part balap kelas atas, harganya setara Honda CBR250R baru," tunjuk Rami Aro.
Ambil contoh cartridge kit depan dari Andreani Misano Evo, sampai sokbreker dan steering damper Ohlins.
"Triple clamp juga Moriwaki billet, tampilannya race bike karena dipadu preload dan rebound adjuster Andreani," lanjut Rami Aro.
Sektor roda juga balap banget, karena belakangnya pakai pelek Gale Speed forged yang enteng, dengan ukuran 4.00.
Baca Juga: Ayah Nyoman Paul Indonesia Idol Mekanik Balap Legendaris, Bangun Motor Suzuki Hayabusa Mesin Turbo
Bannya pasti spek balap yaitu Pirelli Supercorsa ukuran 110/70 dan belakang 140/70.
"Rem pakai Brembo axial 4 piston dengan master rem radial 17 mm," kata Rami Aro.
Kombinasi mesin dan handling mantap, membuat Rami Aro sayang banget akan motor ini.
Setiap pulang ke Bali untuk menjenguk keluarganya, Rami Aro kangen riding naik motor ini.
"Sekalian mengenang Denny Triyugo dan Benny Djati Utomo, kami bisa juara 17 kali road race selama 2001 - 2015," tutup Rami Aro.
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR