Arief juga menyampaikan ciri khusus pada kemasan oli Yamalube asli. Ia mengatakan perbedaan paling terlihat pada stiker label. Pada botol oli yang asli, label terasa halus ketika diraba. Label oli juga dibuat dari bahan berkualitas dan tidak terasa kasar atau tebal.
“Selain itu, setelah dikupas untuk melihat QR code, label kemasan tidak bisa tertempel lagi,” kata Arief.
Ciri kedua adalah pada tutup botol. Ia mengatakan, tutup botol Yamalube yang asli tidak bisa dibuka dengan cara diputar. Tutup hanya dapat dibuka dengan alat khusus atau tang.
“Bagian samping tutup botol keras, tidak akan bisa dibuka dengan tangan. Namun, bagian tengahnya mudah dibuka dengan cara dibolongi dengan alat khusus atau tang,” jelas Arief.
Hasil uji lab tunjukkan perbedaan kandungan
Pada laporan investigasinya, Aant dan Popo juga sempat melakukan pengujian secara ilmiah terhadap beberapa sampel oli Yamalube yang sudah dibeli. Pengujian dilakukan di laboratorium Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi Lemigas.
Adapun, indikator yang diuji adalah viskositas pada suhu 40 derajat Celcius dan 100 derajat Celcius, Total Base Number (TBN), dan AAS atau kandungan logam dalam oli.
Hasilnya, pada beberapa oli palsu memiliki viskositas yang hampir sama dengan oli asli. Meski demikian, ada pula beberapa sampel yang viskositas yang melebihi batas maksimum sehingga berbahaya bagi kendaraan. Pasalnya, pada kondisi mesin panas, oli tidak dapat melumasi komponen mesin.
Peneliti Produk BBM dan Pelumas Lemigas, Muhammad Fuad, menjelaskan bahwa ada beberapa fakta yang mencengangkan dari sampel oli palsu yang diuji.
Penulis | : | Sheila Respati |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR