Menurut tukang parkir yang berada di sebuah minimarket wilayah Pancoran, Jakarta Selatan tersebut, seharusnya urusan perut banyak orang yang disorot, bukan keberadaan mereka yang dianggap meresahkan.
Elang pun membandingkan masyarakat dengan latar belakang ekonomi tidak mampu, dengan para pejabat yang bergelimang harta.
"Jangan main rapikan (tertibkan) saja. Dapur orang bagaimana? Kalau ente kan enak, gampang. Yang di bawah kayak begini, bagaimana? Ini kan bisa buat makan, buat pendidikan," kata Elang dikutip dari Kompas.com.
Menjadi mata pencaharian utamanya selama setahun belakangan, Elang mengaku tidak memiliki penghasilan lain untuk menghidupi keluarganya.
Bukan cuma menganggap janji palsu, Elang menantang perkataan Heru untuk membuktikannya.
"Jangan sekadar bicara, pembuktiannya saja. Boleh dirapikan (ditertibkan), yang penting langsung ada tempat (bekerja). Kalau untuk bacot mah gampang. Yang di lapangan cari makan setengah modar," tegas Elang.
Jukir berusia 26 tahun itu mengaku terpaksa menjadikan pekerjaannya sebagai tukang parkir yang Utama untuk bertahan hidup.
Ia pernah bekerja sebagai pegawai sebuah bank di Kota Tangerang Selatan dan memiliki penghasilan tetap selepas lulus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Baca Juga: Siap-siap Razia Tukang Parkir Liar Alfamart dan Indomaret oleh Petugas Gabungan
Imbas Covid-19 yang sempat merebak beberapa tahun lalu membuat pekerjaannya hilang.
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR