Biasanya kalau menerapkan bore up gede, kompresi ikut dinaikkan sehingga harus pakai bahan bakar oktan tinggi.
Efeknya, elektrik starter kadang jadi berat putarkan mesin dan aki gampang tekor.
Memang sih power dan torsi yang didapat bisa lebih besar.
Namun untuk pemakaian harian, bisa cepat tekor tuh isi dompet dan repot juga kalau harus ngengkol saat mau hidupkan mesin.
Jika tak ingin seperti itu, boleh coba nih ramuan ala Em-Plus di Honda Scoopy keluaran 2010.
(BACA JUGA : Pakai Ban Cacing, Penunggang Kawasaki Ninja 250 Ini Berlaga Seperti Juara Dunia MotoGP)
Bisa juga diterapkan di BeAT atau Spacy karbu.
Dijamin selain performa akselerasi melonjak banyak, bisa tetap pakai Premium dan elektrik starter normal kayak standar.
Bore up jadi 128,3 cc, pakai piston Kawasaki Kaze oversize 1,50 keluaran NPP (diameter 54,5 mm).
Penyesuaian yang perlu dilakukan bila pakai piston ini, kepala piston mesti dibubut sedikit agar tak mentok head silinder.
Tinggi bibir piston ke lubang pen bagian atas, disamakan kayak standarnya Scoopy/BeAT.
(BACA JUGA : Pembalap Lokal Ini Pakai Cara Rossi Buat Menang di Supermoto, Lihat Videonya)
Lalu, coakan klep juga agak digeser keluar, meniru coakan klep standar.
Nah, agar kompresi tak terlalu tinggi, Em-Plus papas rata kepala piston.
Trus di head dibuatkan nat tinggi 0,3 mm dan kubahnya digerus sedikit sebatas lubang busi.
Kemudian, lebar dan sudut squish disamakan kayak standar.
Hasilnya, setelah diukur, rasio kompresi mesin berada di angka 9,6 : 1.
Giliran porting-polish, saluran masuk dan buang dikorek sekitar 0,5 mm.
(BACA JUGA : Mau Restorasi Honda NSR 150 Series? Siapkan 1 Unit Matic Baru, Kok Gitu?)
Selanjutnya main jet di karbu standar dinaikkan 2 step jadi 102 (standar 98).
Sementara pilot jet tetap asli bawaan karbu (35).
Knalpot diganti pakai produk Nob1 tipe Neo Silent yang pakai sekat di saringannya.
Tapi, leher knalpotnya dicustom ulang mengikuti konstruksi atau tekukan leher standar.
Itu guna mengejar torsi besar di putaran bawah.
Pada sektor pengapian, CDI diganti produk BRT I-Max 8 step untuk mendapatkan timing pengapian yang lebih advance dan putaran mesin yang lebih tinggi (tanpa limiter).
Mapping pengapiannya mengikuti map ke-27 dari I-Max Super Pro.
(BACA JUGA : Unggul 2 HP di Atas Kertas, All New PCX 150 Belum Tentu Lebih Kencang dari Vario 150)
Kemudian, busi ditukar pakai tipe iridium keluaran NGK.
Nah, untuk dapatkan akselerasi yang cepat dari bawah hingga atas, sudut puli primer diubah jadi 13,5º.
Trus rollernya diganti lebih ringan 2 gram dari standar, Dari 12 gram jadi 10 gram.
Per CVT diganjal 2 buah ring seher bekas.
Peningkatan performa diukur di atas mesin dyno DynoMite buatan USA.
Power standar 6,6 dk/ 9.091 rpm, kini melonjak jadi 9,528 hp atau naik hampir 3 hp.
(BACA JUGA : Cuci Motor di Restomax Moto Detailing Pakai Sabun Mahal, Biayanya Cuma Rp 17 Ribuan)
Itu dicapai di putaran lebih rendah.
Yaitu, 7.069 rpm. Torsi, dari 6,639 Nm/ 6.445 rpm melonjak jadi 9,598 Nm/ 7.069 rpm.
Lumayan kan? Itu masih pakai kem standar.
Jika ganti pakai kem durasi tinggi untuk harian kayak Kawahara K1, power dan torsinya bisa melejit lebih tinggi lagi.
Sudah Em-Plus coba, bisa tembus hampir 12 dk.
Tapi, bahan bakar Pertamax dan rasio kompresi diset 10 : 1.
Hasil dyno
Rpm Power (Hp) Torsi (Nm)
5.500 3,712 4,753
6.000 6,811 7,90
6.500 8,13 8,976
7.000 9,528 9,598
7.500 8,85 8,372
8.000 8,94 7,963
8.500 8,835 7,407
9.000 8,376 6,627
9.500 8,126 6,086
10.000 5,587 4,01
Source | : | Dok. Tabloid MOTOR Plus |
Penulis | : | Mohammad Nurul Hidayah |
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR