MOTOR Plus-Online.com- Yamaha Mio milik Reza Fahrizal Fahmi baru selesai dikorek.
Dikhususkan untuk balap 500 meter.
Spek-nya, mengikuti yang sedang ramai di Sera (Sentul Raya).
Yakni selembaran dengan karburator standar modif.
Baca Juga : Hemat Rp 25 Ribu, Orang Awam Bisa Membersihkan Komponen CVT Sendiri
Baca Juga : Hati-Hati Yang Mau Kirim Barang Atau Spare Part Motor Lewat Paket
“Kini sedang proses cari lawan,” buka Reza, asal Bogor, Jawa Barat.
Urusan mesin, Reza percaya korekan Jenk Speed yang ditangani Zaenal Abidin atau akrab disapa Ajenk.
Spek selembaran di sini, keadaan paking blok silinder harus menggunakan aslinya atau nggak boleh menggunakan paking aluminium tebal.
Blok di-bore up memanfaatkan boring diesel yang terkenal kuat temperatur tinggi diameternya 74 mm.
Baca Juga : Motor Yamaha Scorpio Tangki Kotak Booming Lagi, Posisi Businya Istimewa
Piston yang digunakan tipe forging diameter 68 mm.
“Jenong piston diset 3,5 mm. Saat diburet didapat kompresi 15 : 1,” tambahnya. Weleh tinggi juga bor.
Tapi ini enggak masalah, mengingat motor hanya digunakan untuk trek 500 meter.
Mendem piston pun dibuat dekat hanya menyisakan selisih 0,3 mm dari bibir blok.
Oh iya, dome piston yang cukup tinggi ini pastinya dibuatkan coakan untuk payung klep agar gak nubruk.
Hulu ledak motor bakar berada di kubah silinder head, bentuk kubah akan mempengaruhi rambatan pembakaran.
Makanya mekanik yang bengkelnya di Jl. Arzimar 3, Gg. H. Safei, RT.03/03, Bogor ini membuat ruang bakar model hemi spherical.
Diameter kubah 56 mm ditambahkan squish berdiameter 68 mm.
Kemiringan squish diset 9 derajat agar gas bakar bisa fokus ke tengah.
Agar tekanan piston yang sudah besar tidak bocor, doi juga memanfaatkan paking silinder head berbahan tembaga dengan tebal 0,5mm.
Untuk mencuri langkah piston yang semakin tinggi, Ajenk putar otak agar bisa tetap menggunakan paking standar.
Alhasil, di kruk as asli berkode 2D5 big end digeser ke arah luar.
Dari sebelumnya langkah standar Mio 57,9 mm, setelah digeser kini didapat 72 mm.
"Daun kruk as dilas dulu, setelahitu dilubangi ulang.
Pengerjaannya harus benar-benar center agar kruk as tidak melintir dan getar,” wantinya.
Coba ente buka hitung dengan rumus borr, isi silindernya kini mencapai 261,34 cc.
Putaran kruk as makin enteng dengan bearing racing dari Faito berkode S720.
Ajenk memanfaatkan klep aftermarket berdiameter 35 mm untuk in dan 30 mm untuk ex.
Batang klep masih berukuran 5 mm, “Pelatuk klep sudah diganti dengan model roller dari Honda Blade untuk mengurangi gesekan.
Pemasangannya hanya menambahkan bushing dan as pelatuk pakai Suzuki Shogun 110,” sebutnya lagi.
Venturi pengabut bahan bakar kini sudah jadi 32 mm dengan diameter skep modif 30 mm.
Ini membuat diameter katup kupu-kupu juga mengalami penyesuaian, pilot jet dan main jet didapat 58/130.
Penerus daya diatur ulang dengan meracik gigi rasio jadi 17/39 mata, derajat pulley dikustom jadi 14 derajat dengan isi roller 8 dan 9 gram.
Jalur roller pun dibuat lebih tinggi agar v-belt bisa lebih naik.
kampas ganda berbahan karbon terkenal cengkramannya ke mangkok kopling jauh lebih kuat. Selebihnya, doi percaya part standar Mio.
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Duro 50/90-17
Ban belakang : IRC Eat My Dust 60/80-17
Segitiga setang : Yamaha Nouvo
Engine mounting : Aftermarket mundur 10 cm CDI : 5TL
Sok belakang : YSS
Jenk Speed : 0857-7722-2825
Instagram : r.ezaaaaaa
Artikel ini sudah dimuat di Tabloid MOTOR Plus edisi 1016 th 2018.
Source | : | MOTOR Plus |
Penulis | : | Motorplus |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR