Beda halnya dengan Leony (26), karyawan swasta di kawasan Dukuh Atas, Jakarta.
Ia mengaku tak mempermasalahkan jika ganjil genap diterapkan di Jakarta pada masa pandemi ini.
Pasalnya, dia punya dua mobil dengan pelat nomor ganjil dan genap.
“Kalau saya kebetulan bisa ngikuti kondisi ganjil genap. Mobil di rumah ada yang ganjil ada juga yang genap, bisa bergantianlah istilahnya,” ucap Leony.
Namun, ia mengaku ogah naik kendaraan umum di masa pandemi Covid-19 ini.
Sebab khawatir tingginya risiko penyebaran Covid-19 di transportasi umum.
Apalagi di rumah ia memiliki orangtua yang umurnya 50 tahun ke atas yang riskan tertular Covid-19.
“Kita enggak tahu bahwa di kendaraan umum apakah benar-benar orang yang memang sehat-sehat aja atau OTG, terus kita jadi carrier ke orang di rumah. Orangtua kita juga usianya udah di atas 50. Takutnya saya kuat, orangtua saya yang rawan,” kata Leony.
Baca Juga: Bikers Catat Nih, PSBB Kota Tangerang Kembali Diperpanjang, Ternyata Penyebabnya Bikin Kaget
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fadhliansyah |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR