Waduh, Terapkan PSBB Transisi, Jakarta Malah Jadi Penyumbang Polusi Terbesar Ke-2 Di Dunia

M Aziz Atthoriq - Selasa, 16 Juni 2020 | 14:18 WIB
Tribunnews.com
ilustrasi kemacetan

MOTOR Plus-Online- Waduh gimana nih bikers? Terapkan PSBB Transisi Jakarta malah menyumbang polusi terbesar ke 2 di Dunia.

Belum lama ini masa PSBB Jakarta direncakan akan berakhir tepatnya tanggal 4 Juni 2020.

Namun Gubernur Jakarta akhirnya resmi membuat kebijakan baru yaitu menerapkan PSBB Transisi.

PSBB Transisi ini bertujuan sebagai langkah persiapan menghadapi era baru atau New Normal.

Baca Juga: Bukannya Menurun, Terapkan PSBB Proporsional Kasus Positif Corona Di Kabupaten Bogor Malah Meningkat?

Baca Juga: Enggak Bisa Online Bro, Meski Pandemi Virus Corona Bayar Pajak 5 Tahunan Tetap Wajib ke Samsat, Begini Alasannya

Berbeda dengan penerapan PSBB sebelumnya PSBB Transisi ini memang sedikit lebih longgar.

Tapi ternyata memberi dampak yang mengejutkan, kota Jakarta malah jadi penyumbang polusi terbesar di Dunia nih bro.

Polusi udara kembali menyelimuti langit Jakarta, sejak masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memasuki masa transisi.

Pembatasan sosial tersebut selama ini menjadi upaya pemerintah untuk mengurangi potensi penyebaran virus corona baru yang menyebabkan Covid-19.

Baca Juga: Bikers Dapat Angin Segar Nih, Aturan Ganjil Genap Belum Dibutuhkan Saat PSBB Transisi Jakarta, Ini Penjelasan Dishub!

Namun, sejak pelonggaran dilakukan dan warga kembali beraktivitas, otomatis operasional kendaraan bermotor mulai meningkat.

Seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Selasa (16/6/2020), kemacetan lalu linta tampak mewarnai sejumlah ruas jalan di ibukota.

Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mencatat ada 410 titik rawan kemacetan di wilayah Jabodetabek.

Guna mengurai kemacetan tersebut, sebanyak 1.728 personel dikerahkan.

Baca Juga: Biar Pada Jera, 12 Orang Pelanggar PSBB di Wilayah Ini Diberikan Rompi Oranye dan Hukuman

Jakarta penyumbang polusi kedua di dunia

Akibat kemacetan di sejumlah titik tersebut, kualitas udara di DKI Jakarta mulai berdampak.

Berdasarkan data AirVisual IQAir.com, kualitas udara Jakarta pada pukul 18.39 WIB, mencapai angka 131 US AQI.

Dengan angka tersebut, Jakarta menjadi kota kedua di dunia sebagai penyumbang polusi udara terbesar, di bawah Kota New Delhi di India yang mencapai angka 142 US AQI.

Sementara itu, angka polusi yang terjadi di Jakarta saat ini, sangat berbeda jauh, dibandingkan saat ibukota menerapkan PSBB pada April lalu.

Baca Juga: Diperpanjang, Ini Sanksi yang Sudah Menunggu Para Pelanggar PSBB Tangerang, Ada Denda Rp 25 Juta

Kualitas udara di Jakarta sempat menempati peringkat 38 dunia pada 22 April 2020 lalu, sebagai kota penyumbang polusi udara terbesar di dunia.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk kembali memperpanjang PSBB di Jakarta hingga akhir Juni mendatang.

Lockdown turunkan polusi udara

Kualitas udara di Jakarta sempat membaik saat PSBB diberlakukan untuk menekan angka penyebaran virus corona yang menyebabkan Covid-19.

Bahkan, di China dan Italia, lockdown atau penguncian telah memberi dampak positif bagi lingkungan.

Baca Juga: Mantab Nih, Ryu Powertools Sumbang 5 Ton Beras Ke Warga Penjaringan, Hasil Donasi Konsumen

Seperti dilansir dari Science Alert, pada Maret lalu, instrumen Tropospheric Monitoring Instrument (TROPOMI) yang disematkan pada satelit Sentinel-5 menangkap gambar langit di atas China.

Citra satelit ini menunjukkan adanya penurunan nitrogen dioksida yang signifikan, dari Januari hingga Februari 2020.

Nitrogen dioksida sendiri merupakan polutan yang dihasilkan dari emisi kendaraan bermotor.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) juga mencatatkan kualitas udara pada di Indonesia pada Maret lalu, lebih bersih dibandingkan Maret 2019.

Baca Juga: PSBB Transisi Menuju New Normal, Ini Sanksi Untuk Pemotor yang Masih Bandel Enggak Pakai Masker Saat ke Luar Rumah

Berjalannya new normal atau fase kenormalan baru saat ini, disebut kembali meningkatkan polusi udara di Jakarta.

Penyebab memburuknya kualitas udara

Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Indra Gustari menjelaskan.

Membaik atau memburuknya kualitas udara suatu wilayah dilihat dari dua faktor.

"Pertama, perubahan di sumber polutannya dan kedua proses pengurangan polutan di udara," kata dia seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Senin (15/6/2020).

Baca Juga: Bikers Jangan Sampai Enggak Tahu, Masuk Masa PSBB Transisi, Ini Kegiatan yang Boleh Dilakukan di Jakarta

Untuk mengetahui dampak pasti dari faktor perubahan sumber polutannya.

Perlu dilakukan pengecekan jumlah peningkatan lalu lintas kendaraan di wilayah Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir.

Kendati demikian, kata Indra, melihat peningkatan kemacetan di jalanan Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir sejak diberlakukan new normal dalam masa transisi, jelas menunjukkan adanya penambahan jumlah kendaraan.

"Selanjutnya itu akan meningkatkan konsentrasi polutan di udara atau menurunkan kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya," jelasnya.

Baca Juga: Bikers Boleh Tau, Jakarta Terapkan PSBB Transisi, Adakah Gelombang 2?

Curah hujan yang masih tinggi di wilayah Jakarta dan sekitarnya pada awal tahun 2020, jelas Indra, memberi dampak pada penurunan konsentrasi polutan di udara

"Sehingga kualitas udara pada periode tersebut relatif baik," kata dia.

Sebaliknya, sejak akhir Mei 2020 hingga saat ini, sebagian wilayah Jakarta sudah memasuki musim kemarau.

Kondisi ini, kata Indra, berimplikasi pada terakumulasinya polutan di udara pada Jakarta.

Baca Juga: Jangan Sampai Gak Tau, Mulai Hari Ini Terapkan PSBB Proporsial, Ini Kegiatan Yang Belum Boleh Dilakukan Di Depok

"Kondisi tersebut memperlihatkan kualitas udara di Jabodetabek menurun pada awal Juni dibandingkan beberapa beberapa minggu yang lalu akibat dari faktor diatas," ungkapnya.

Source : Kompas.com
Penulis : M Aziz Atthoriq
Editor : Indra GT


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular