Selamat Hari Ulang Tahun Ke-55 harian Kompas, Menjadi Kawan dalam Perubahan

Indra GT - Senin, 29 Juni 2020 | 10:40 WIB
instagram?@hariankompas
Harian Kompas merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-55 di bulan Juni ini menjadi kawan dalam perubahan untuk pembaca setiannya

 

MOTOR Plus-online.com - Harian Kompas merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-55 di bulan Juni ini menjadi kawan dalam perubahan bagi pembaca setianya.

Pasang surut dialami harian Kompas, namun Kompas bertahan dan muncul dalam multiplatform menjawab tantangan zaman.⁣⁣⁣

Selama 55 tahun, Harian Kompas senantiasa hadir menemani masyarakat Indonesia sesuai dengan jamannya menjadi kawan dalam perubahan.

Menghadapi berbagai perubahan, terutama dalam aspek sosial, ekonomi, dan teknologi, harian Kompas terus berinovasi dan berkreasi.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun yang ke-24, Kompas.com Tetap Menjaga Kredibilitas dan Berantas Hoaks

Baca Juga: Sayang Banget, Liga Kompas Gramedia 2019 Yang Disponsori Suzuki Indonesia Berakhir Lebih Cepat Akibat Pandemi Virus Corona, Ini Pemenangnya.

Perubahan dan adaptasi harian Kompas berkat dukungan dan kepercayaan menjadi kawan dalam perubahan dari pembaca setianya .

Di tengah pandemi Covid-19, kepercayaan publik terhadap informasi yang disampaikan media massa arus utama cenderung membaik.

Momentum ini harus dijaga dengan menerapkan jurnalisme yang teguh pada disiplin verifikasi dan kode etik, serta berpihak kepada kepentingan publik.

Masyarakat memerlukan jurnalisme yang sehat sebagai pemandu pengambilan keputusan, sekaligus menjaga demokrasi tetap berjalan baik sesuai tradisi harian Kompas.⁣⁣⁣

Baca Juga: Seru! Komunitas Honda ADV Indonesia Chapter Jakarta Sambangi Markas MOTOR Plus Online, Ini Faktanya

Harian Kompas sempat  dilarang terbit oleh pemerintah pada 21 Januari 1978 bersama dengan beberapa harian ibu kota lainnya.

Lalu pelarangan terbit pada harian Kompas dicabut dengan Surat Keputusan Kopkamtib pada 4 Februari 1978.

Sehingga pada hari Senin, 6 Februari 1978, harian Kompas dizinkan terbit kembali.⁣⁣⁣

Untuk nama Kompas sendiri ternyata ada sejarahnya yang membuat harian Kompas dapat menginspirasi dan jadi pedoman pembaca di segala jaman.

Baca Juga: Peringati Hari Pers Nasional, Honda Berikan Layanan Servis Motor Gratis untuk Karyawan Kompas Group

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Kompas Dulu, Kini, dan Masa Depan⁣⁣⁣ ⁣⁣⁣ Kompas genap berusia 55 tahun pada 28 Juni 2020. Kompas lahir di masa krisis mendera Indonesia. Dalam kondisi itu, pendiri berhasil mendirikan koran yang diharapkan menjadi pedoman sesuai nama yang diberikan Bung Karno: Kompas. Pasang surut dialami, namun Kompas bertahan dan muncul dalam multiplatform menjawab tantangan zaman.⁣⁣⁣ ⁣⁣⁣ —⁣⁣⁣ ⁣⁣⁣ 25 Juni 1965⁣⁣⁣ Soekarno mengusulkan nama Kompas saat bertemu Frans Seda. Sebelumnya, Menteri/Panglima Angkatan Darat Letjen Achmad Yani mengusulkan kepada Frans Seda, Ketua Partai Katolik agar partainya memiliki media. Frans Seda lalu menghubungi PK Ojong dan Jakob Oetama. Awalnya, koran itu hendak dinamai Bentara Rakyat. Namun, Bung Karno mempunyai gagasan lain. “Aku akan memberi nama yang lebih bagus...”Kompas”! Tahu toh, apa itu kompas? Pemberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan dan hutan rimba!”⁣⁣⁣ ⁣⁣⁣ 21 Januari 1978 - Kompas dilarang terbit oleh pemerintah. Bersama Kompas, turut dilarang terbit Sinar Harapan, Merdeka, Pelita, The Indonesia Times, Sinar Pagi, dan Pos Sore. Pelarangan dicabut dengan Surat Keputusan Kopkamtib pada 4 Februari 1978. Pada Senin, 6 Februari 1978, Kompas dizinkan terbit kembali.⁣⁣⁣ ⁣⁣⁣ Baca selengkapnya kisah perjalanan Harian Kompas dari awal berdiri sampai sekarang, yang dirangkum dalam Tutur Visual hanya di Kompas.id (klik tautan di bio @hariankompas).⁣⁣⁣ ⁣⁣⁣ Keterangan Foto:⁣ Pendiri harian Kompas, (dari kiri) Jakob Oetama (pendiri), PK Ojong (pendiri), serta pimpinan Majalah Intisari yaitu J Adisubrata dan Irawati saat masih di Jalan Pintu Besar Selatan 86-88 Jakarta Kota, sebelum tahun 1969. ⁣ ⁣ —⁣ #hariankompas #kompasid #kompas55 #kawandalamperubahan #tuturvisual #arsipkompas #jurnalistik #sejarah

A post shared by Harian Kompas (@hariankompas) on

 

Nama harian Kompas merupakan usulan dari Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno pada 25 Juni 1965 

“Aku akan memberi nama yang lebih bagus...”Kompas”! Tahu toh, apa itu kompas? Pemberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan dan hutan rimba!”⁣⁣⁣ ujar bung Karno

Awalnya harian Kompas yang diprakarsai oleh PK Ojong dan Jakob Oetama lahir di masa krisis mendera Indonesia.

Dalam kondisi itu, pendiri berhasil mendirikan koran yang diharapkan menjadi pedoman sesuai nama yang diberikan Bung Karno: Kompas.

Baca Juga: Bertajuk 'Ignite The Consumer', GridOto Award 2019 Bagikan 74 Penghargaan Untuk 5 Kategori

Lilik Oetama dalam sambutannya mengatakan, kita selalu mengenang orang-orang yang berjasa untuk kita semua, terutama untuk Kompas Gramedia (KG).

"Dan rupanya tahun ini seabad umur Pak Ojong, 25 Juli nanti 100 tahun ‎dan Kompas hari ini 55 tahun. Jadi saya hitung-hitung waktu beliau membuat Kompas, usianya 45 tahun dan Pak Jakob (Jacob Oetama) usaia 34 tahun," katanya.

Menurut Lilik, ‎dia menilai PK Ojong dan Jacob Oetama, duet yang hebat sekali.

"Mereka berdua telah memberi fondasi yang kuat untuk Kompas Gramedia dan sampai sekarang kita masih bisa bertahan 55 tahun dan bisa berkembang seperti sekarang," ucapnya.

Baca Juga: Suzuki Serius Membina Atlit Muda Sepak Bola Indonesia di Liga Kompas Gramedia

Lebih lanjut Lilik mengatakan, yang menarik dari PK Ojong dan Jacob Oetama adalah kolaborasi keduanya dalam membangun Kompas.

"Ini menarik (duet PK Ojong dan Jacob Oetama), dan ini memang harus selalu ada dalam dunia usaha, supaya bisa Last long-lah (bertahan lebih lama)," katanya.

"Banyak perusahaan-perusahaan yang kita lihat hanya satu orang biasanya tidak bertahan lama. Tapi kalau duet, apalagi mereka selalu memberi kesempatan kepada seluruh teman-teman menjadi team work dan bekerja bersama-sama tentu hasilnya luar biasa," kata Lilik.

Lilik pun mengaku, hari ini di usia Kompas yang ke- 55‎ menjadi sesuatu yang luar biasa.

Baca Juga: Peresmian Ruangan Cendekia Multiguna Jakob Oetama Di FISIP UI, Langkah Awal Kolaborasi Kompas Gramedia dan UI

"Saya rasa ini hari luar biasa Kompas berusia 55 tahun. Saya banyak terima WA. Menariknya, dari para agen Kompas. Mereka sangat memberikan apresiasi. Mereka mengatakan Kompas telah berjasa buat keluarga mereka dan membuat anak-anak mereka menjadi orang‎," kata Lilik.

Menurut Mariani Ojong anak ke-6 dari almarhum PK Ojong, kondisi saat ini adanya pandemi virus Corona (Covid-19), dia jadi mengingat masa lalu, ketika jaman dulu banyak media dibredel dan iapun sempat merasa dag dig dug.

"Karena waktu itu, saya melihat orangtua, ayah saya juga bingung. Seperti jaman sekarang pastinya. Kita mengalami kebingungan kapan corona selesai, dan sebagainya," kata Mariani.

Dan menyikapi semua ini, yang selalu diingat Mariani dari orangtuanya, semuanya tak lepas dari doa. "Kami melihat kebiasaaan dari orangtua kami, yang selalu, berdoa dan berdoa," katanya.

Baca Juga: Bikers Catat, Selain Perpanjang PSBB Tangsel Juga Terapkan PSBL

Mariani pun mengucapkan terima kasih setiap ulang tahun Kompas, dan sudah 40 tahun dari meninggalnya PK Ojong pada 29 Mei lalu, selalu ada tradisi ziarah ke makam ayahnya.

"Kita bolak-balik ke sini, untuk ziarah dan begitu besar cikal bakal itu terus diingat dan tentunya kita semua terus menjaga agar Kompas ini, terus dapat melayani masyarakat di dalam komunikasi pada masyarakat melalui berita-berita dan lainnya," katanya.

"Terima kasih sekali lagi untuk, dapat mengingat adanya sejarah, dimana beliau waktu itu, bersama Pak Jacob mendirikan dan tentunya bersama pihak lainnya," ujarnya.

"Dari dua (Intisari dan Kompas) sekarang tumbuh menjadi begitu banyaknya, semua itu tidak lepas daripada doa kita semua," ujar Mariani.

Baca Juga: 44 Tahun Menemani Album Donal Bebek Akhirnya Undur Diri, Jadi Kenangan Bikers Waktu Kecil

Turunan dari majalah Intisari dan harian Kompas salah satunya adalah Otomotif Group yang terdiri dari Tabloid Otomotif, otomotifnet.com, Gridoto.com, dan MOTOR Plus-online.com.

Semoga bertambahnya usia harian Kompas #menjadikawandalamperubahan bagi pembaca setianya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Harian Kompas, yang hari ini memasuki usia 55 tahun, bertekad terus menjalankan tugas suci jurnalistik, di bawah panji ”Amanat Hati Nurani Rakyat”. Dengan memadukan jurnalisme berkedalaman dan jurnalisme data, melalui proses kerja di ruang redaksi yang sistematis, taat etik, dan meminimalkan bias individu atau kelompok, Kompas berharap bisa menunjukkan kebenaran fakta yang berujung pada tawaran solusi. Itu pula yang dipesankan pendiri bangsa, Soekarno, ketika mengusulkan nama Kompas. ”Pemberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan atau hutan rimba!”⁣ ⁣ Dengan spirit ”Kawan dalam Perubahan”, Kompas yang kini hadir dalam platform digital berlangganan Kompas.id maupun Forum Kolaborasi Kompas akan terus berinovasi dan bekerja sama dengan banyak pihak untuk membangun solusi bagi negeri. Selamat datang era normal baru.⁣ ⁣ Simak ulasan Wajah Baru Dunia dan HUT ke-55 Harian Kompas, 28 Juni 2020 dan pada versi digital di Kompas.id (klik tautan di bio @hariankompas).⁣ ⁣ —⁣ ⁣ Dalam rangka momen hari ulang tahun ke-55, Harian Kompas mempersembahkan edisi spesial #Kompas55 pada 28 Juni 2020. Dengan tampilan koran yang didesain secara khusus, kami mengajak Sahabat Kompas untuk siap menghadapi perubahan. Jadilah #KawandalamPerubahan dan hadapi normal baru dengan masker wajah Kompas. ⁣ ⁣ Ubah foto utama pada halaman depan koran dengan wajah Anda, ceritakan cara Anda beradaptasi menghadapi normal baru, bagikan di media sosial. Pengirim cerita menarik akan kami berikan apresiasi. Unduh pola koran edisi 28 Juni 2020 di klik.kompas.id/maskerkompas. @bankbri_id⁣ ⁣ ⁣⁣⁣ —⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣ #hariankompas #kompasid #halaman1 #kompas55 #normalbaru #newnormal #jurnalistik #kawandalamperubahan Model sampul: @taraadia / Foto: Kompas/ @yuniadhiagung

A post shared by Harian Kompas (@hariankompas) on

 

 

 

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul CEO Kompas Gramedia Sebut PK Ojong dan Jacob Oetama Bangun Pondasi Kompas Gramedia yang Kokoh, 

Source : Wartakotalive.com,instagram/@hariankompas
Penulis : Indra GT
Editor : Ahmad Ridho


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular