3. Mid Drive ke CVT
Model mid drive ke CVT pertama kali diperkenalkan BRT dengan prototipe motor Honda BeAT.
Disebut simple, karena mesin dan knalpot digantikan motor penggerak listrik.
Sementara transmisi CVT bawaan Honda BeAT tetap dipakai.
"CVT kita pakai original dan dibikin fix," ujar Tomy.
Sistem kerja CVT dibuat fix atau tidak naik turun seperti kerja CVT di motor matic normalnya untuk menyesuaikan kinerja motor penggerak listrik yang digunakan.
Model mid drive ke CVT punya keuntungan yakni pemasangan mudah, konversi motor listrik di BRT diklaim hanya memakan waktu di bawah 2 jam.
Baca Juga: Konversi Motor Listrik Yamaha XSR Garapan BRT, Cuma Rp 30 Jutaan
Meski begitu, model mid drive ke CVT ini ada kerugiannya jugga.
"Ada kerugian berupa gesekan, jadi slipnya ada," lanjut Tomy.
Kelebihan dan kekurangan mid drive ke rantai yang dijelaskan Hendro juga berlaku untuk mid drive ke CVT.
4. Mid Drive ke v-belt
Mid drive ke v-belt juga dapat dilakukan, sehingga konversi motor listrik menyerupai Yamaha E01 atau Gesits G1.
Tomy menjelaskan, untuk tahap selanjutnya BRT akan mendesain v-belt atau drive belt sebagai penyalur daya menggantikan sistem CVT.
"Rencananya untuk generasi kedua CVT kita akan seperti Yamaha E01, jadi depan dan belakang pakai v-belt tapi bentuknya gigi," kata Tomy.
"Itu hasilnya jauh lebih bagus dibandingkan CVT yang sekarang dan rantai, jadi fungsinya seperti rantai tapi lebih hening," pungkasnya.
Nah itu dia 4 cara konversi motor listrik yang bisa bikers pilih, jangan lupa sesuaikan budget.
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR