MOTOR Plus-online-com - 4 cara konversi motor listrik dari motor bensin, ketahui kelebihan dan kekurangan masing-masing. Konversi motor listrik diprediksi akan makin menggeliat di tahun 2023 ini.
Bikers yang kepincut melakukan konversi motor listrik wajib baca artikel ini sampai habis.
Semakin banyak bengkel konversi motor listrik bermunculan, membuat bikers harus paham macam cara mengubah motor bensin menjadi motor listrik.
Saat ini ada 4 cara konversi motor listrik yang bisa bikers pilih, berikut penjelasannya:
1. Hub Drive
Tipe hub drive paling banyak dilakukan pegiat konversi motor listrik.
Sesuai namanya, hub drive memasang motor penggerak listrik di bagian tromol belakang.
Menurut Hendro Sutono dari Komunitas Sepeda Motor Listrik (KOSMIK), hub drive lebih simple dan minim perawatan.
Baca Juga: Sama-sama Dapat Subsidi, Lebih Pilih Konversi atau Beli Motor Listrik Jadi?
"Hub drive lebih ringkas dan minim perawatan," ujar Hendro saat dihubungi MOTOR Plus-online, Selasa (10/1/2023).
"Tapi tidak fleksibel untuk dilakukan modifikasi top speed dan torsi," sambungnya.
Untuk pelepasan panas, kata Hendro, model hub drive kurang bagus jika dibandingkan mid drive.
Pasalnya hub drive diletakkan di roda belakang, sehingga minim angin untuk pendinginan.
2. Mid Drive ke rantai
Model mid drive ke rantai banyak dilakukan bengkel konversi motor listrik, salah satunya Spora EV.
Secara garis besar, mid drive meletakkan motor penggerak listrik di tengah motor listrik menggantikan mesin.
Untuk meneruskan putaran dari poros output motor penggerak listrik ke roda belakang, diperlukan penghubung berupa rantai.
Baca Juga: Cukup Rp 13 Jutaan Bisa Konversi Motor Listrik di Braja Elektrik Motor, Apa Kelebihannya?
"Mid drive lebih fleksibel dalam pengaturan top speed dan torsi melalui pengaturan perbandingan gigi akhir," lanjut Hendro.
"Tapi mid drive butuh perawatan pada media penyalur daya (rantai)," sambungnya.
"Penempatan mid drive juga biasanya akan memakan space untuk baterai, sehingga kapasitas baterai menjadi lebih kecil," tambahnya.
"Akibat baterai lebih kecil, maka jarak tempuh juga menjadi lebih pendek," lanjutnya.
Urusan pelepasan panas, kata Hendro, model mid drive lebih baik dibandingkan hub drive.
"Secara konstrusi seharusnya mid drive lebih baik dalam membuang panas," tambah lagi Hendro.
"Desain konstruksi mid drive meletakkan kumparan di sisi luar, sehingga panas yg dihasilkan oleh kumparan bisa lebih cepat terbuang ke luar," sambungnya.
Terpisah, Tomy Huang selaku owner Bintang Racing Team (BRT) menjelaskan keuntungan dan kekurangan menggunakan model mid drive ke rantai.
Baca Juga: Keren, Motor Listrik Konversi Garapan Spora EV Nantinya Bisa Dicicil
"Kalau rantai seperti motor bebek itu enaknya slipnya enggak ada, tapi berisik," kata Tomy Huang kepada MOTOR Plus-online, Kamis (5/1/2023).
3. Mid Drive ke CVT
Model mid drive ke CVT pertama kali diperkenalkan BRT dengan prototipe motor Honda BeAT.
Disebut simple, karena mesin dan knalpot digantikan motor penggerak listrik.
Sementara transmisi CVT bawaan Honda BeAT tetap dipakai.
"CVT kita pakai original dan dibikin fix," ujar Tomy.
Sistem kerja CVT dibuat fix atau tidak naik turun seperti kerja CVT di motor matic normalnya untuk menyesuaikan kinerja motor penggerak listrik yang digunakan.
Model mid drive ke CVT punya keuntungan yakni pemasangan mudah, konversi motor listrik di BRT diklaim hanya memakan waktu di bawah 2 jam.
Baca Juga: Konversi Motor Listrik Yamaha XSR Garapan BRT, Cuma Rp 30 Jutaan
Meski begitu, model mid drive ke CVT ini ada kerugiannya jugga.
"Ada kerugian berupa gesekan, jadi slipnya ada," lanjut Tomy.
Kelebihan dan kekurangan mid drive ke rantai yang dijelaskan Hendro juga berlaku untuk mid drive ke CVT.
4. Mid Drive ke v-belt
Mid drive ke v-belt juga dapat dilakukan, sehingga konversi motor listrik menyerupai Yamaha E01 atau Gesits G1.
Tomy menjelaskan, untuk tahap selanjutnya BRT akan mendesain v-belt atau drive belt sebagai penyalur daya menggantikan sistem CVT.
"Rencananya untuk generasi kedua CVT kita akan seperti Yamaha E01, jadi depan dan belakang pakai v-belt tapi bentuknya gigi," kata Tomy.
"Itu hasilnya jauh lebih bagus dibandingkan CVT yang sekarang dan rantai, jadi fungsinya seperti rantai tapi lebih hening," pungkasnya.
Nah itu dia 4 cara konversi motor listrik yang bisa bikers pilih, jangan lupa sesuaikan budget.
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR