MOTOR Plus-online.com - Modifikasi motor kustom aliran skinny chopper sering diterapkan di mesin-mesin berumur.
Misal basis mesinnya pakai Yamaha XS650, SR400, Scorpio 225, sampai V-twin Harley-Davidson.
Tapi siapa sangka motor Benelli Patagonian Eagle yang notabene baru jadi basis skinny chopper satu ini.
Adalah bengkel Batakastem (BK), bengkel spesialis modifikasi motor kustom yang berlokasi di Pondok Cabe Udik, Pamulang, Tangerang Selatan.
Abraham Simpatupang, pemilik Batakastem mengatakan, chopper buatannya ingin bisa dipakai buat kegiatan harian.
Ridwan selaku owner Benelli Patagonian Eagle request untuk dibuat gaya bobber.
Tetapi oleh Batakastem disarankan ke aliran skinny chopper.
Tujuannya supaya pas dengan postur pemilik motor yang juga anggota club Benelli Owner Indonesia tersebut.
Baca Juga: Ide Modifikasi Motor Yamaha Aerox 155 Bisa Contek Warna Baru Versi Malaysia
Disebut skinny chopper karena tampilannya slim atau langsing.
Dalam proses modifikasi motor, banyak spare part Paragonian Eagle yang dipertahankan.
Seperti sasis, suspensi depan dan belakang, mesin serta spidometer.
Ubahan pertama dengan mengganti pelek bawaan dengan aftermarket ukuran 21 inci depan dan 16 inci belakang.
Pelek ini dibalut ban Swallow Classic 3.00-21 di depan dan 5.00-16 di belakang.
Tim BK juga memanjangkan swingarm sekitar 5-7 cm.
Hal itu diterapkan untuk mengejar proporsi motor, karena saat pakai pelek 21 inci depan motor jadi mendongak.
Swingarm dipanjangkan supaya postur tetap datar tanpa ganti sokbreker belakang.
Baca Juga: Modifikasi Motor Vespa Primavera 150 Milik Rizky Ridho, Upgrade CVT dan Rem Habis Rp 1 Jutaan
Bagian kaki-kaki walau sekilas masih pakai komponen standar, rupanya kena banyak ubahan oleh BK.
Seperti suspensi teleskopik depan yang dipasangkan extender sepanjang 7 cm sehingga lebih tinggi.
"Untuk ngejar posisi setang karena seating posture mengejar santai banget,” ucap Abraham dikutip dari GridOto.com.
Selanjutnya sokbreker belakang standar dibuatkan mounting baru di bagian atas dan bawah, agar posisi sokbreker jadi lebih tegak.
Mounting atas yang juga jadi breket sepatbor belakang, dibuat dari pelat besi setebal 1 cm.
Dengan mounting baru, ban dan sepatbor juga tidak mentok.
Semuanya dibuat sedemikian rupa supaya tetap masuk secara desain, tapi juga tetap fungsional.
Posisi footstep pengendara tidak berubah, dipadukan setang model pullback yang tinggi.
Alhasil segitiga berkendara tetap nyaman dan sesuai dengan postur badan Ridwan.
"Geometri berkendara cukup krusial di motor ini. Sekalinya gue bikin chopper, gue pengen bisa buat harian,” tambah Bram, sapaan akrabnya.
Urusan bodi kustom, terdiri dari tangki bensin, alas jok, sepatbor depan dan belakang, side panel serta electrical box dari pelat galvanis setebal 1,2 mm.
Tangki bensin kini kapasitasnya menyusut jadi sekitar 6 liter saja.
Pada tangki ada gambar tengkorak yang ternyata berasal dari gantungan kunci si owner motor.
"Karena motor enggak banyak gimmick, coloring sama pattern, akhirnya diputuskan digambar tengkorak," sambungnya.
"Sekaligus ingin mengeluarkan sisi rebelnya,” lanjut pria yang buka di Jl. RE Martadinata No.45B, Pondok Cabe Udik, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten ini.
Dengan biaya sekitar Rp 40 juta dan pengerjaan selama 2-3 bulan, skinny chopper ini akhirnya kembali ke tangan Ridwan.
Data modifikasi motor Benelli Patagonian Eagle
Ban depan: Swallow Classic 3.00-21
Ban belakang: Swallow Classic 5.00-16
Pelek depan: Aftermarket 1.60x21
Pelek belakang: Aftermarket 3.50x16
Sokbreker depan: Standar + extension
Sokbreker belakang: Standar ubah mounting
Braket sepatbor: Pelat besi 1 cm
Swingarm: Standar custom panjang
Bodywork: Galvanis 1,2
Tangki: Galvanis 1,2 mm
Sepatbor: Galvanis 1,2 mm
Headlamp: LED aftermarket 4,5 inci
Stoplamp: LED aftermarket
Sein: Aftermarket
Knalpot: Custom full system stainless steel
Jok: Custom
Setang: Pullback
Spion: Aftermarket
HP: 0813-8534-2550
Instagram: @batakastem_workshop
Artikel ini telah tayang di GridOto.com dengan judul "Benelli Patagonian Eagle Jadi Chopper, Gaya Skinny Nyaman Buat Harian"
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR