Rumayya menjelaskan, bertambahnya pengeluaran sebesar itu akan ditolak oleh 47,6% kelompok konsumen.
Konsumen itu hanya mau, mengalokasikan pengeluaran tambahan untuk Ojol, maksimal Rp 4.000-5.000/hari.
Bahkan, sebenarnya ada 27,4% kelompok konsumen, yang tak mau menambah pengeluaran sama sekali.
“Total persentase kedua kelompok tersebut mencapai 75% secara nasional," sebutnya.
Baca Juga : Kapolri Jujur Diberi Dua Motor Lambretta Ditolak Dan Dikembalikan
"Jika diklasifikasikan berdasarkan zona maka besarannya adalah 67% di Zona I, 82% di Zona II, dan 66% di Zona III,” tambah Rumayya.
Sebagai tambahan, Rumayya menjelaskan rata-rata kesediaan konsumen di non Jabodetabek untuk mengalokasikan pengeluaran tambahan, sebesar Rp 4.900/hari.
Jumlah itu lebih kecil 6%, dibanding rata-rata kesediaan konsumen di Jabodetabek yang mencapai Rp 5.200/hari.
“Oleh karena itu, Pemerintah perlu berhati-hati dalam pembagian tarif berdasarkan zona,” tegas Rumayya.
Baca Juga : Awas SPBU Nakal Premium Dioplos Dijual Seharga Pertalite atau Pertamax
Source | : | jatim.tribunnews.com |
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR